BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Muhamad Nur mengatakan, aksi pengendalian inflasi pangan melalui GNPIP setidaknya mengacu pada kerangka 4K dan 7 program unggulan. Upaya ini, kata dia diharapkan tak cuma mampu memberikan stabilitas harga pangan tapi juga bisa menjaga stabilitas inflasi di daerah.
Adapun 4K yang menjadi rujukan dalam agenda ini adalah, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, komunikasi yang efektif. Sedangkan 7 program unggulan yang dimaksud yakni; intensifikasi dan perluasan titik pasar murah, launching aplikasi 1 data Komunikasi dan Informasi Pasar Pantauan Barang Penting dan Harga Pangan atau KODAI PUANTIPA, yang diinisiasi oleh Disperindag Provinsi Riau.
“Selain itu, perlunya inovasi gerakan tanam melalui digital farming berbasis internet of things (IoT) untuk budidaya padi dan cabai merah. Lalu, program hilirisasi pembinaan UMKM dan Pondok Pesantren untuk mengolah produk turunan cabai, dan diversifikasi pangan dengan berbagai menu olahan sagu,” kata M Nur.
Kemudian, dijelaskannya, upaya pengendalian inflasi juga perlu didukung dengan penyaluran bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsistan) dan Saprodi kepada kelompok tani binaan, dalam rangka menunjang produksi pangan. Termasuk perluasan kerja sama antar daerah, baik intra wilayah maupun antar wilayah, selain wilayah sentra. Serta membangun komunikasi efektif dengan seluruh lapisan masyarakat melalui publikasi dan iklan.
Sebagaimana diketahui, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) telah dilaunching oleh TPID Provinsi Riau dan Bank Indonesia, di Desa Pambang Baru, Bengkalis beberapa waktu lalu.
Gubernur Riau, Syamsuar mengklaim, berbagai program untuk pengendalian inflasi dilakukan secara konsisten. “Pemerintah telah menjamin ketersediaan pangan cukup hingga akhir tahun ini. Jadi masyarakat tak perlu khawatir, namun tetap harus belanja bijak,” katanya.***