BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Komandan Satgas Karhutla Riau, Brigjen TNI Sonny Aprianto mengakui penanganan Karhutla di Riau dalam kurun waktu 3 bulan belakangan, bukan sepenuhnya hasil kerja keras dari Tim Satgas Karhuta Riau.
“Kami mmegakui bahwa campur tangan tuhan sangat besar. Sehingga hotspot di Riau bisa diatasi,” katanya saat diberi kesempatan untuk menyampaikan arahan dalan pertemuan perpanjangan status siaga asap akibat Karhutla di Riau, Senin, tanggal 28 Mei 2018 di Lantai 8 Menara Lancang Kuning, komplek perkantoran Provinsi Riau.
Dia menambahkan, setelah berakhir masa status pertama pada 31 Mei 2018 nanti, maka kemungkinan besar Riau akan masuk pada musim kemarau. Sementara perintah dari Presiden Jokowi, bagaimana Riau menjadi daerah penyangga asap pada saat pelaksanaan event Asian Games pada Agustus 2018 nanti.
Atas dasar pertimbangan itu, lanjut dia, maka langkah untuk memperpanjang status siaga asap akibat Karhutla sudah selayaknya dilakukan.
“Terimakasih kepada seluruh bagian yang tergabung dalam Satgas, yang selama ini saling bahu membahu untuk menekan angka Karhutla. Untuk penetapan kedua ini harus kerja keras karena kondisi cuaca sangat beda dengan tahap pertama kemarin,” sambungnya.
Baca:Â Status Siaga Asap Akibat Karhutla di Riau Diperpanjang
Sekadar informasi, status siaga asap akibat Karhutla di Riau diperpanjang, terhitung 1 Juni hingga 30 November 2018. Sebelumnya, status ini habis masanya pada tanggal 31 Mei 2018 nanti.
“Setelah melalui berbagai pertimbangan, maka Pemprov Riau bersama Satgas Karhuta Riau menyepakati bahwa status siaga darurat asap akibat Karhutla di Riau perpanjang,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Ahmad Hijazi, Senin, tanggal 28 Mei 2018 di Pekanbaru.
Dia menambahkan, penetapan perpanjangan status siaga tersebut setelah melalui berbagai tahapan, seperti rapat koordinasi lintas sektoral bersama dengan Tim Satgas Karhuta Riau sebelum status ini diperpanjang.
Sejak tanggal 19 Februari 2018, status siaga darurat asap akibat Karhutla sudah ditetapkan melalu Pergub Riau. Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan dan penanganan dini terhadap bahaya Karhutla. (bpc3)