BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Negara kekurangan guru. Di Riau juga begitu. Sekolah negeri di Indonesia kekurangan 733 ribu guru.
Jumlah itu turun dari dugaan sementara yang menyebutkan Indonesia kekurangan 988 ribu guru. Data ini bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbud, Hamid Muhammad mengatakan kekurangan guru tersebut terjadi di semua tingkatan, yakni TK, SLB, SD, SMP, SMA maupun SMK.
“Tapi negara tidak sanggup untuk mengangkat semua guru tersebut menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS),” terang Hamid.
Baca:Â Indonesia Kekurangan 733 Ribu Guru, Bagaimana dengan Riau?
Sementara itu, data dari Dinas Pendidikan Riau, jumlah guru PNS tingkat SMA di Riau per Desember 2017 lalu tercatat 7128. Sedangkan untuk guru komiter sebanyak 5740, guru bantu 1055 dan guru honor 2568.
Sebelumnya, Plh Kepala Dinas Pendidikan Riau, Indra Agus Lukman juga mengakui kalau pihaknya juga kekurangan guru. Tahun ini, ujar Indra, pihaknya sudah merencanakan mengajukan penambahan guru ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD). “Tapi jumlah pasti berapa yang kita butuhkan belum dihitung. Yang jelas, kita memang kekurangan guru,” ujar Indra.
Anggaran untuk di pendidikan Riau merupakan yang terbesar di APBD, yakni mencapai 20 persen, atau mencapai Rp2 triliun. Dari alokasi tersebut, yang mendapatkan bagian terbesar adalah untuk infrastruktur pendidikan, seperti pembangunan kelas baru dan alat penunjang pendidikan seperti komputer serta alat peraga pendidikan lainnya.
“Jadi, itulah yang mendapatkan alokasi paling besar dari dana pendidikan itu, yaitu untuk infrastruktur pendidikan. Ada untuk pembangunan kelas baru, pembelian komputer, dan lainnya. Persentasinya mencapai 29 persen,” terang Sekretaris Komisi V DPRD Riau, Ade Agus Hartanto kepada bertuahpos.com, Jumat 9 Maret 2018.
Dilanjutkan Ade, selain untuk infrastruktur, pembayaran gaji juga mengambil alokasi yang besar dari dana pendidikan. “Untuk gaji juga ada dalam anggaran yang Rp2 triliun itu. Alokasinya adalah sekitar 20 persen. Disitu kan kita bayarkan gaji semuanya, seperti gaji guru dan gaji pegawai lain,” pungkas Ade. (bpc3)