BERTUAHPOS.COM – Booth kecil warna putih itu terlihat baru bagi warga Pekanbaru yang biasa mengunjungi area car free day (CFD) di Jalan Cut Nyak Dien, pada Minggu pagi, 17 Februari 2019. Di atas booth itu tersusun rapi botol-botol kaca mungil yang sudah ditempel stiker kuning bertulisan Madu Foresbi.
Suhardiman (40), seorang pengunjung CFD, tahu betul bagaimana kualitas madu ini. “Kualitasnya bagus karena berasal dari hutan alam di Riau. Madu Sialang kan memang terkenal dengan kualitasnya,” katanya.
Madu ini bukan sembarang madu. Diproduksi dari hutan alam di empat daerah di Riau, tersedia dalam satu kemasan. Mereknya Madu Foresbi. Di produksi oleh Rumah Madu Andalan Pangkalan Kerinci. Ada dua jenis produk yang mereka tawarkan, madu cair dan selai madu.
Rumah Madu Andalan adalah sebuah wadah bagi para petani madu untuk menjual hasil panen yang mereka peroleh dari hutan alam dengan harga kompetitif. Didirikan oleh PT. Riau Andalan Palp and Paper (RAPP), terletak di Balai Pelatihan dan Pengembangan Usaha Terpadu RAPP. Disinilah madu dan selai madu dalam kemasan ini diproduksi lalu dipasarkan.
Cikal bakal hadirnya Rumah Madu Andalan tidak lain sebagai bentuk kepedulian perusahaan untuk mengangkat perekonomian masyarakat sekitar, terutama mereja yang bekerja sebagai petani madu. Dulu, saat masa panen tiba, masyarakat mengambil madu lebah dari hutan yang ditumbuhi pohon Sialang. Madu-madu ini sudah terkenal topcer karena memang hight quality.
Namun para ‘pemburu’ madu ini hanya menjual hasil panen mereka kepada masyarakat dengan cara eceran di rumah-rumah dan harganya sangat murah. Pihak-pihak yang mampu melihat peluang bisnis kemudian mengemas sendiri madu yang mereka beli dari petani kemudian dijual ke pasaran dengan untung yang lebih tinggi. Sementara petani, hanya bisa gigit jari.
“Perusahan kemudian melihat ini juga sebagai peluang usaha untuk mengangkat perekonomian petani. Mereka, sudah berjuang dengan jutaan lebah dan sangat berisiko. Sementara hasil panen mereka tidak begitu besar mengangkat perekonomian keluarga. Nah, kami terpanggil untuk memikirkan solusi. Bagaimana petani benar-benar diuntungkan dengan jerih payah mereka,” kata Koordinator Community Development RAPP, Gading S.
Sudah menjadi anugerah Tuhan yang menciptakan alam Riau kaya, sehingga memberikan sumber-sumber penghidupan pagi penghuninya. Hutan tropis ini bak surga di tanah datar yang di dalamnya tumbuh subur pohon-pohon Sialang tinggi menjulang. Jauh di dahan pohon itulah menjadi tempat bagi lebah membuat sarang dan memproduksi madunya.
Warga yang sudah faham dengan siklus ini, memanfaatkan potensi itu sebagai mata pencaharian, untuk menghidupi puluhan, hingga ratusan kepala keluarga. Uniknya tak hanya dari lokasi di mana lebah bersarang, tapi metode panen juga seringkali membuat kita orang biasa terkesima. Itu diwariskan hingga turun temurun, menjadi budaya dan tak bisa dihargai dengan nominal-nominal rupiah semata. Masyarakat percaya, kalau madu Sialang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Inilah salah satu alasan mengapa madu yang satu ini banyak digandrungi.
Bulan berganti tahun, tahun berganti dekade. Madu Sialang mulai jadi barang langka. Praktik deforestasi dalam skala besar bak sebuah takdir yang sudah menjadi garisan tangan. Belum lagi tipikal panen petani dalam jumlah besar, bikin si lebah-lebah tak sanggup mengimbangi produksi madunya.
Dengan menurunnya produksi tidak lagi ada pelanggan tetap membeli madu, membuat pendapatan para petani pelan-pelan buntu, dan tak tahu kemana mereka harus mengadu. Seiring berjalan waktu, perusahaan mengambil peran sebagai solusi bagi petani madu yang kesulitan dengan perekonomian. Maka hadirlah Rumah Madu Andalan pada tahun 2000-an.
“Rumah Madu Andalan berusaha menjadi wadah bagi para petani Madu Sialang untuk menyalurkan hasil panennya, tentunya dengan harga jual yang sangat kompetitif,” kata Gilang. Rumah Madu Andalan kini telah bermitra dengan petani Madu Sialang di lima kabupaten, di antaranya Kuantan Singingi, Siak Kampar, dan Pelalawan. Madu-madu ini dikemas agar nilai jualnya menjanjikan, dengan merek Madu Foresbi.
Kata Gilang, RAPP bertaunggung jawab untuk menjual dan memasarkan madu Foresbi. Madu tersebut dapat dijumpai di toko-toko yang berada di Balai Pelatihan dan Pengembangan Usaha Terpadu RAPP, Hotel Unigraha, Koperasi Karyawan RAPP. Selain itu, di Rumah Madu Andalan, RAPP juga mengedukasi dan melatih para petani madu dalam proses pemanenan, agar kedepannya Madu Sialang tetap terjaga keletasriannya dan para petani tersebut terus bisa merasakan manfaat dari madu tersebut.
Melalui cara ini, Rumah Madu Andalan tidak hanya berkontribusi melestarikan budaya lokal, akan tetapi juga memberikan informasi kepada para petani madu Sialang tentang bagaimana mempertahankan pasokan madu Sialang yang mereka produksi. Gading menekankan bahwa Rumah Madu Andalan turut berpartispasi secara langsung setiap kali proses pemanenan madu Sialang.
Setidaknya dalam satu bulan, Rumah Madu Andalan mampu mengolah madu sebanyak 150-200 kg yang berasal dari petani, dengan omset sekitar 14 juta setiap bulannya. Hambatan terbesar dalam menjalankan Rumah Madu Andalan masih soal suplai madu yang terkadang datangnya tidak menentu. Solusinya, dibuatlah jadwal pasokan setiap daerah.
“Semisal bulan ini kami menerima pasokan dari Kabupaten Kampar, bulan depan kami hanya akan menerima suplai dari kabupaten lainnya. Hal ini dilakukan agar sarang Madu Sialang yang ada di Kabupaten Kampar tidak habis dan bisa terus beregenerasi,” ujar Gading.
Kedepannya, Gading berharap akan ada rumah produksi dan pengolahan madu yang langsung dikerjakan oleh para petani. Ini bukannya mimpi di siang bolong. Kemandirian dalam memproduksi madu harus menjadi visi kedepan, agar keafian lokal dengan adat-budaya yang kental tak terpental digilas zaman, yang menuntut semuanya harus instan. Apalagi dengan perkembangan teknologi saat ini, para petani pasti bisa hidup mandiri, dan menempatkan madu Sialang unggul ke seantero negeri.
Bertuahpos.com tanpa sengaja mencoba memasukkan kata kunci madu Foresbi dimesin pencari google. Ternyata madu ini juga dijual di beberapa startup terkemuka di Indonesia.*