BERTUAHPOS, PEKANBARU – Kabut asap akibat Karhutla terjadi hampil sebulan lalu membuat perekonomian Riau melemah. Dari hasil kajian Bank Indonesia (BI) perekonomian Riau mengalami perlemahan sampai 0,2%.
Kepala BI Kantor Perwakilan Riau Decymus menjelaskan kajian dilakukan dengan pendekatan perhitungan bank dunia soal kabut asap tahun 2015 lalu.
“Setelah dilakukan pengitungan berdasarkan pendekatan itu, diperkirakan perekonimian Riau melemah 0,2% hingga tutup 2019,” ungkapnya, Jumat, 11 Oktober 2019.
Decymus mengungkapkan dengan demikian angka terget pertumbuhan ekonomi Riau 2019 juga terkoreksi (menurun) dari sebelumnya BI menetapkan 2,6% hingga 3% menjadi 2,4% hingga 2,8%.
Dia menambahkan aspek-aspek yang masuk dalam pengitungan dampak asap terhadap ekonomi daerah yakni membandingkan jumlah titik panas (hotspot) dan titik api (firespot) pada 2015 dengan 2019.
Baca :Â Ditengah Pertumbuhan Ekonomi Riau Melambat, Pemprov Riau Malah Sia-siakan Rp204 Miliar DAK Fisik
“Selanjutnya luasan terbakar, serta waktu lamanya Riau terpapar asap juga dilakukan perbandingan antara tahun 2019 dengan 2015 lalu,” ungkap Decymus.
Sedangkan peninjauan dari tingkat hunian kamar sektor perhotelan pada triwulan III 2019, juga terkoreksi sebesar 3% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Peninjauan dari sektor perkebunan, hasil kajian BI menyebut juga terjadi penurunan produksi, khususnya sawit, sebesar 9,8%. Meskipun angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2015 lalu, yakni 12% lebih.
Lalu pada aktivitas penerbangan, BI terima laporan setidaknya ada 7 jadwal penerbangan pesawat dibatalkan, dan 50 jadwal penerbangan lainnya terganggu selama labut asap di Riau September lalu. (bpc3)