BERTUAHPOS.COM – Menyikapi curah hujan tinggi yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga akhir tahun 2024, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru telah mengambil langkah mitigasi bencana.
Mitigasi bencana ini sejalan dengan penetapan status Siaga Keadaan Darurat Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, yang berlaku sejak 5 Desember 2024 hingga 31 Januari 2025.
Plh Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Zarman Candra, mengungkapkan bahwa Pemko telah menginstruksikan dinas terkait untuk melakukan berbagai upaya pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
“Dinas PUPR dan dinas terkait lainnya sudah kami informasikan untuk melakukan upaya mitigasi. Salah satunya adalah normalisasi drainase dan anak sungai yang mengalami pendangkalan,” ujar Zarman Candra, Kamis 19 Desember 2024.
Menurut Zarman, pengerukan saluran air menjadi prioritas untuk mencegah luapan air saat hujan deras. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru diminta untuk memangkas pohon-pohon tua di wilayah rawan angin kencang atau jalur utama yang sering dilalui kendaraan.
“Perubahan cuaca sering kali disertai angin kencang atau bahkan puting beliung. Oleh karena itu, kami harapkan DLHK segera melakukan pemangkasan pohon di lokasi-lokasi rawan,” tambahnya.
Zarman juga meminta para camat dan lurah agar meningkatkan koordinasi dengan warga yang tinggal di wilayah rendah atau dekat bantaran sungai. Mereka diimbau untuk lebih waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana.
“Jika masyarakat merasakan gejala alam yang mencurigakan, segera laporkan ke call center Pemko Pekanbaru di nomor 112 atau BPBD di nomor 08117651464. Petugas akan segera menindaklanjuti laporan tersebut,” terangnya.
Langkah mitigasi ini merupakan bagian dari komitmen Pemko Pekanbaru untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem. Dengan sinergi antara dinas terkait dan partisipasi aktif warga, diharapkan potensi bencana dapat diminimalisir.
“Yang terpenting adalah kita semua tetap siaga dan saling berkoordinasi. Dengan kesiapan bersama, kita bisa mengurangi risiko bencana dan menjaga keselamatan masyarakat,” tutup Zarman.