BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Wilayah Indragiri Hilir merupakan merupakan pintu gerbang kelapa dunia. Pengucuran kredit dan pembinaan UMKM menjadi kunci pengembangan Bank Riau Kepri sebagai ikon pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Namun perlu strategi jitu untuk mengembangkannya. Itulah yang harus dipikirkan Mayjafri. Tak ada rencana bagi lelaki berperawakan sedang ini untuk mengepalai cabang BRK di Tembilahan Inhil.
Apalagi bagi orang tuanya. Karena orang tua menganggap pria ini cukup lasak, tersebab jiwa petualangnya. Jadi, kalau selamat saja di tanah rantau, itu sudah bagus. Termasuk saat melanjutkan sekolah di Pekanbaru Riau.
Karena ayah seorang guru ini, amanah. walaupun berat tetap dipesankan.
Sempat bingung setamat SMK jurusan ekonomi di Tanjungpinang, ketika sang ayah menanyakan mau kuliah dimana? Bandung-kah? Padang-kah-? Kebetulan Brosur Akademik Keuangan Perbankan Riau (Akbar) di Pekanbaru telah terganggam.
“Saya lihat uang semester murah. Gambar bagus. Kuliah cuma 3 tahun. Pelajarannya rata-rata skill. Jadilah saya sampaikan ke ayah dengan argumen masuk akal. Ayah pun setuju. Maka kuliah lah saya di Akbar tahun 1997â€, kata lelaki kelahiran Tanjungpinang 1978 ini.
“Dengan tekad tidak ingin menyusahkan orang tua, setelah menyelesaikan D3, saya pun mencoba peruntungan di RS Awal Bross. Bagaimana tidak, kiriman uang sudah tidak ada lagi, tinggal di perumahan, maka untuk mendapatkan uang makan dan kebutuhan lainnya harus bekerja,†kata Mayjafri.
Itu masih belum hebat, kata May lagi. Untuk mencari biaya lamaran kerja, ia juga harus bersihkan pekarangan rumah warga sekitar dengan upah sebesar Rp 10.000. Sedangkan malam harinya mengambil upah ronda di Kutilang Sakti Panam, hanya untuk mendapatkan dana operasional melamar kerja.
Ketika uang terkumpul, May pun mencoba peruntungan di semua bank di Pekanbaru. Akhirnya terdampar di RS Awal Bross Pekanbaru awal tahun 2001. Bekerja sebagai kasir hingga ruang rawat inap di rumah sakit adalah posisi yang membanggakan saat itu. Anak pertama dari lima bersaudara yang punya prinsip mau kerja di mana saja ini menganggap jika semangat kerja kita biasa saja maka hasilnya juga akan biasa-biasa saja.
“Pesan orang tua saya, kau tak perlu kejar-kejar kursi jabatan. Yang perlu kau kejar sekarang, perbaiki diri, buang kelakuan kelakuan tak baik. Dengan kau buang yang tak baik itu, besok kursi itu yang kejar kau,†ujarnya, sambil mengenang tuah abahnya di kampung lagi masa sekolah.
Kesempatan pun datang, saat May coba peruntungan di BRK tahun 2001. Dengan bekal ijazah D3, persis 23 tahun, masuklah putra Melayu ini di BRK akhir 2001. Penempatan karir pertama di Tanjung Balai Karimun sebagai marketting.
Enam bulan lepas, kemudian pindah ke operasional administrasi kredit. Setelah masuk 2 tahun pindah ke pemasaran. Tujuh tahun di Tanjung Balai, Maret tahun 2008 dipromosikan menjadi auditor cabang sampai Oktober 2010 menjadi Pincapem Bagan Batu Rohil. Tahun 2010 hingga 2014 dipromosikan jadi Pimbag di Pusat divisi Trisuri. Hingga Oktober 2016 jadi Pincab di Tembilahan.
Kata bapak beranak 3 anak ini, sejak diberi amanah pimpinan cabang inilah keluarga ikut semua. Untuk membagi waktu dengan keluarga, ia menyempatkan diri makan di rumah saat makan siang. Sehingga bisa kumpul dengan keluarga dan anak-anak. Malam khusus buat keluarga, dan Sabtu Minggu bisa jalan keluar kota seperti Pekanbaru.
“Kalau tak tahan, kerjaan akan terasa suntuk. Yang paling penting keseriusan dalam bekerja. Jika kita memberikan kinerja lebih, perusahaan akan memberi lebih pada kita. Makanya harus ada passion dalam bekerja.  Untuk menunjang karir, dalam keluarga kita juga harus transparan dalam keuangan. Sebab sistem ini akan mempermudah komunikasi dalam keluarga dan antar keluarga,†kata May yang mengaku selalu open terhadap keluarga besarnya.
Terkait dengan prestasi BRK di tahun 2017 ini, May mengaku gembira. Walaupun belum setahun di cabang Inhil, May mengaku sudah start sejak menjabat agar BRK memberi kontribusi maksimal dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Seperti di Kotabaru dan Sungai Guntung khususnya di segmen pembiayaan kredit mikro.
“Nah, kami ikut membiayai usaha-usaha mikro dan kecil di sektor pertanian dan perkebunan, perdagangan eceran dan industri rumah tangga. Namun secara persentase komposisi total pembiayaan kredit untuk usaha-usaha di atas baru mencapai lebih kurang 10%, dibandingkan pembiayaan segmen kredit konsumtif yang terdiri dari kredit aneka guna, kredit pemilikan rumah dan kendaraan bermotor yang masih lebih besar porsinya,†katanya
Sedangkan kontribusi BRK  yang lain di daerah yaitu berupa deviden saham  yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan atas laba yang diperoleh BRK. Kemudian disetorkan kembali ke Pendapatan Asli Daerah sebagai deviden BRK. Selain itu, BRK Cabang Tembilahan turut berpstisipasi dalam bentuk CSR yang dananya telah disediakan.
“Pemkab Inhil sebagai pemegang saham dan pemegang rekomendasi utk dana CSR tersebut, akan digunakan untuk kepentingan sosial masyarakat dalam bentuk barang atau bangunan fisik. Sejak tahun 2012 sampai dengan sekarang kurang lebih 2 milyar dana CSR telah di didistribusikan untuk kepentingan sosial masyarakat Tembilahan sekitarnya,†tutup May. (bpc19)