BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Syaifullah Asyik tidak pernah menyangka sekali pun berada pada posisi sekarang. Pria kelahiran Sampang, 15 Februari 1978 ini dulu sekedar bercita-cita jadi pegawai pemerintahan.
Namun semua berubah. Alumnus S2 Master Manajemen (MM) UGM Yogyakarta, ini memutuskan bergabung dengan Bank Muamalat pada 12 tahun lalu. Kini Lelaki yang murah senyum ini menjabat sebagai Pimpinan Cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Pekanbaru.  “Tidak pernah menyangka, bahkan membayangkan seperti saat ini, tidak pernah. Saya hanya berasal dari daerah terpencil,†kata Syaifullah saat berbincang dengan kru bertuahpos.com.
Sebelum di Bank Muamalat, Syaifullah pernah bergabung dengan PT Freeport lebih kurang satu tahun. Namun kemudian dirinya memilih untuk mengundurkan diri.Hijrah bergabung bersama Bank Muamalat di Yogyakarta pada Tahun 2003. “Lebih karena panggilan jiwa, bukan karena gaji,†tuturnya.
Saat itu Syaifullah tidak langsung menjabat posisi strategis, bahkan gaji yang diterima lebih kecil dari tempat bekerja sebelumnya. Namun baginya tidak masalah. Syaifullah teringat pesan orangtuanya yang selama ini menjadi inspirasi dalam hidupnya. “Saya diingatkan dalam menjalani hidup, harus dengan ketekunan, kesabaran, dan yakin,†katanya sambil memperbaiki posisi duduk.
Syaifullah mengisahkan pesan ayahnya pada waktu itu. “Hidup ini bagaikan menggali sebuah parit. Kadang saat kita menggali parit pasti panaskan, capeknya juga luar biasa. Tetapi kalau kita yakin, suatu saat nanti hujan pasti akan turun. Airnya juga akan datang dan mengalir ke kita juga. Air itulah ibaratnya rejeki, seperti rumah, mobil itu bakal datang dengan sendirinya,†katanya, Kamis (25/01/2016).
Berkat keteguhan hati, serta prinsip hidup yang ditanamkan keluarga. Syaifullah berhasil melewati berbagai rintangan. Dari awalnya hanya karyawan biasa, kini Syaifullah pernah beberapa kali diamanahkan sebagai  Pimpinan Cabang di Purwokerto (2012-2014), Pekalongan (2014-2015) dan Pimcab Pekanbaru sampai saat ini.
Meski menjabat sebagai Pimpinan Cabang, Syaifullah merasa jabatan bukanlah segalanya. Apalagi sampai mengubah seseorang. “Tidak ada gunanya menyombongkan diri. Karena ini semua hanya titipan, bisa diambil dicabut sewaktu-waktu,†sebutnya sambil tersenyum.
Dalam bekerja Syaifullah memposisikan tidak hanya sebagai pimpinan melainkan teman diskusi para karyawannya. Selain itu Syaifullah mencoba untuk memberikan iklim kerja senyaman mungkin. “Saya tidak memaksa satu ide. Menurut saya pemimpin itu punya tugas untuk mengumpulkan ide yang berbeda-beda tadi untuk bersama mencapai tujuan. Bisa saja ide oranglain yang lebih baik,†katanya.
Tak hanya suka, Syaifullah pernah pula merasakan duka. “Seperti saat presentasi,kita malah dicibir. Dianggap Bank Mualamat ini sama saja seperti Bank Konvensional lainnya, padahal kita murni Syariah,†sebutnya.
Namun hal itu bukannya membuat Syaifullah patah semangat., Dirinya mengaku malah semakin bersemangat. “Itukan tantangan, perjuangan tidak kenal waktu. Saya yakin dan maju terus, sampai mimpi saya Bank Muamalat ini berkembang dan memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat Indonesia. Itu mimpi besar saya,†sebutnya. (Riki)