BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Memasak merupakan hobi dari Ika Novita Sari sejak masih duduk di bangku SMA. Ia bahkan sudah menjadi koki andalan di keluarga untuk membuat jamuan sehari-hari hingga di hari besar, seperti lebaran.
Â
Dari hobi berkreasi di bidang kuliner inilah, keluarga dan suami menyarankan Novi untuk membuka usaha sendiri. Hingga akhirnya berdiri Waroeng Saneza.
Â
“Awalnya saya hanya ibu rumah tangga biasa dan senang memasak untuk keluarga. Terutama membuat sarapan pagi dan makanan saat lebaran. Karena ada motivasi keluarga, saya memberanikan diri untuk buka warung sarapan pagi,” papar Novita Sari, Owner Waroeng Saneza kepada bertuahpos.com, Senin (09/03/2015).
Â
Seiring berjalannya waktu, Novita terus berkreasi dengan menu-menu baru dan terus berinovasi. Hingga akhirnya terbesit di pikiranya untuk membuka Waroeng Saneza yang menyajikan lebih banyak menu. Serta menghadirkan tempat makan yang berkonsep modern dan nyaman.
Â
Untuk desain rumah makan, Novita sangat terbantu dengan kemampuan suaminya yang berprofesi sebagai arsitek. “Suami saya lah yang memberikan gambaran konsep modern pada kitchen Waroeng Saneza dengan berkonsep mini bar,” sebutnya.
Â
Dengan menyajikan tempat nyaman serta menu kuliner yang menarik, Waroeng Saneza pun sudah banyak dikenal pelanggan. Dalam sebulan, setidaknya ia bisa mendapatkan Rp 15 jutaan dari bisnis ini.Â
Â
Meski sibuk dengan usaha cafe dan kulinernya, Novita lantas tidak melupakan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Ia tetap harus pandai mengatur waktu untuk berkumpul dengan anak dan suaminya, karena keluarga amat penting untuknya.
Â
Setelah lelah dengan rutinitas kerja dan penat dengan semua beban itu, keluarga adalah obatnya. “Apalagi mendapat dukungan dari suami, saya jadi lebih enjoy dan yang penting bisa membagi waktu,” ujarnya.
Â
Keluarga dan Tetangga adalah Tester Setia
Â
Novita memang gemar berinovasi dengan menu-menu kuliner yang baru. Karena itulah ia tak perlu memiliki tim khusus untuk melakukan riset. Ia hanya perlu menyalurkan hobi memasaknya dan memanfaatkan keluarga serta tetangga sebagai tester (pengujinya).
Â
“Saya banyak belajar secara otodidak dari youtobe. Jadi tidak pernah belajar dari sekolah khusus memasak atau dari chef tertentu,” sebutnya.
Â
Dari situlah ia pun belajar menemukan dan meracik bumbu terbaru. Serta menghasilkan menu-menu baru. “Karena saya orang Medan, maka masakan saya mamang bercirikan masakan Medan,” sebutnya
Â
Biasanya, saat melakukan percobaan menu baru, orang yang pertama mencoba masakannya adalah keluarga dan tetangga. Ini merupakan riset sederhana, karena untuk rasa membutuhkan penilaian dari banyak orang.
Â
“Setelah saya buat keluarga saya jadikan testernya, kemudian tetangga. Kalau kata mereka sudah enak baru saya berani tampilkan ke publik,” sebutnya. (yogi)