BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Bank Indonesia (BI) meramalkan pergerakan ekonomi Riau 2018 akan membaik. Itu diramalkan berdasarkan beberapa indikator penunjang pergerakan perekonomian daerah, yang diperkirakan masih akan tumbuh bagus di tahun depan.Â
Kepala BI Riau, Siti Astiyah mengatakan, dengan terpengaruh beberapa faktor, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Riau 2018 sebesar 2,43%-3,43% (yoy). Ini memang angka yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Riau 2017 sebesar 2,25%-3,25% tahun 2017.
Siti Astiyah menyebut, laju pertumbuhan tinggi masih disumbangkan sektor konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi, sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan jasa kontruksi. Dan diramalkan akan lebih membaik di tahun 2018.
“Kalau kami lihat secara umum perbaikan itu lebih terpengaruh karena perbaikan ekonomi dunia. Itu kemungkinan akan terus berlanjut sampai perbaikan ekonomi untuk Tiongkok dan Eropa,” ujarnya, Kamis (14/12/2017) di Pekanbaru.Â
Prediksi ini juga semakin diperkuat dengan adanya indikator lain sebagai bagian terpenting dalam meningkatkan perekonomian daerah. Diantaranya, indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks keyakinan ekonomi (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) menunjukkan peningkatan.
Selain itu volume ekspor CPO dan pulp, stabilnya nilai tukar rupiah, perkiraan investasi, produksi dan konsumsi listrik PLN, perbaikan harga minyak, kenaikan harga komoditas CPO dan karet lokal maupun global, permintaan domestik dan ekspor, kenaikan upah minimun tahunan dan lainnya.
Dari sisi penawaran, kinerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tahun depan diperkirakan relatif meningkat. GAPKI menyatakan produksi kelapa sawit bisa tumbuh 3%, angka ini merupakan rata-rata pertumbuhan sawit mulai 2015-2020.
“Kalau sektor konstruksi menunjukkan peningkatan, adanya proyek tol Pekanbaru-Kandis-Dumai sepanjang 135 Km akan mendukung sektor ini, ditambah beberapa proyek lain seperti pembangunan jalur kereta api Jambi-Pekanbaru, Pekanbaru-Bangkinang-Payakumbuh-Bukittinggi sepanjang 185 Km,” jelas Siti.
Namun demikian tetap ada risiko yang menjadi indikasi penghambat lajunya pertumbuhan ekonomi daerah. Diantaranya berkaitan erat dengan kondisi sunur mintak di Riau yang sebagian besar sudah ternakan usia sehingga memasuki masa tidak lagi produktif.Â
Selain itu, juga perlu dilakukan perbaikan regulasi dan periziinan di sektor pertambangan. Juga perlu diwaspadai dampak la nina yang akan memberi pengaruh terhadap perkebunan dan pertanian. (bpc3)