BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Rabu pagi (08/02/2017), ketidakpastian politik di Amerika Serikat (AS) membuat logam mulia semakin ‘berkilau’. Akibat kebijakan kontroversial Presiden AS, Donald Trump membuat investor ragu mengingat iklim politik disana yang tak pasti.Â
Logam mullia meningkat selama empat sesi berturut-turut. Penyebabnya pedagang menimbang kemungkinan Donald Trump kembali keluarkan kebijakan yang akan dihadang oleh partai oposisi di legislatif atau cabang peradilan.
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Selasa (Rabu pagi WIB). Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Maret naik empat dolar AS, atau 0,32 persen, menjadi menetap di 1.234,90 dolar AS per ounce.
Namun, emas diletakkan di bawah tekanan ketika indeks dolar AS naik 0,37 persen menjadi 100,27 pada pukul 19.15 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Peningkatan lebih lanjut dalam harga emas cenderung terhambat karena Presiden Federal Reserve Bank Philadelphia Patrick Harker mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga Fed selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Maret. Anggota Fed biasanya menggunakan pidato setelah pertemuan FOMC untuk memperjelas posisi mereka.
Investor percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 ke 1,00 secepatnya selama pertemuan FOMC Mei. Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,75 ke setidaknya 0,75 adalah pada 9,0 persen pada pertemuan Maret dan 28 persen untuk pertemuan Mei.
Para investor sedang menunggu rilis beberapa pidato Fed dan laporan ekonomi akhir pekan ini.
(sumber: bisnis)