BERTUAHPOS.COM — Bank Rakyat Indonesia (BRI) Regional Office Pekanbaru akan fokus mendorong peningkatan volume transaksi melalui mitra agen lakupandai BRILink untuk tahun 2025.
Kepala RCEO BRI Pekanbaru, Reza Syahrizal Setiaputra, mengatakan dalam dua hingga tiga tahun terakhir, pertumbuhan jumlah agen BRILink memang melandai. Karena jumlah agen sudah sangat banyak, dan merata di berbagai wilayah Riau dan Kepri.
“Kalau soal jumlah agen, kami sudah cukup banyak. Sekarang fokus kami adalah meningkatkan volume transaksi yang dilakukan oleh mitra agen lakupandai kami,” ujar Reza kepada Bertuahpos, Rabu, 27 Maret 2025.
Menurutnya, hampir semua ceruk potensial di daerah — terutama di wilayah-wilayah terpencil — sudah menjadi mitra agen BRILink. Sehingga, strategi utama ke depan adalah mendorong pemanfaatan layanan agar semakin optimal oleh masyarakat.
Reza memaparkan, sepanjang tahun 2024, jumlah transaksi yang dilakukan melalui agen BRILink di wilayah Riau dan Kepri tumbuh sekitar 3% hingga 4%, atau tercatat ada sekitar 48,1 juta transaksi yang berhasil dibukukan dengan totoal nilai transaksi tersebut mencapai Rp14,55 triliun.
“Pilihan menggunakan layanan lakupandai, termasuk BRILink, saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat yang berada di daerah kepulauan, pelosok, maupun kawasan perkebunan. Keberadaan agen-agen ini sangat memudahkan masyarakat untuk melakukan berbagai transaksi keuangan tanpa harus ke kantor bank,” tambah Reza.
Adapun Agen BRILink, dinilai sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat di daerah yang sulit dijangkau dengan layanan perbankan. Mulai dari transfer, pembayaran tagihan, hingga setoran dan penarikan tunai, semuanya bisa dilakukan dengan cepat. Hal ini juga sejalan dengan komitmen BRI untuk terus memperkuat literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.
Menghadapi tahun 2025, BRI RO Pekanbaru menargetkan nilai transaksi agen BRILink bisa menembus angka Rp12 triliun hingga Rp15 triliun. Namun, Reza menegaskan bahwa angka ini masih akan terus dievaluasi sepanjang tahun berjalan.
“Kami akan melihat dinamika yang terjadi. Target akhir akan disesuaikan dengan kondisi real dan potensi pertumbuhan di lapangan,” katanya.***