BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Meningkatnya jumlah penduduk kelas menengah di sejumlah negara berkembang khususnya Indonesia telah menyebabkan pandangan finansial masyarakat bergeser. Seperti yang tengah terjadi di Indonesia misalnya, masyarakat kini semakin tertarik menghabiskan uangnya untuk berlibur.
“Jumlah penduduk kelas menengah yang pesat merupakan kunci pendorong pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Artinya peningkatan tersebut dapat menggeser prioritas finansial masyarakat berkembang dalam lima tahun ke depan,” ungkap Group CEO of Standard Chartered Peter Sands seperti dikutip Liputan6.com dari keterangan tertulisnya, Jumat (6/6/2014).
Dari studi yang digelar Standard Chartered pada 5.000 nasabah di Indonesia, India, Kenya, Nigeria dan Ghana, sebagian besar nasabah ternyata telah mengubah prioritas pengeluaran uangnya. Dengan jumlah kekayaan yang semakin bertambah keinginan masyarakat juga terbukti ikut meningkat.
Berdasarkan survei Standard Chartered pada 1.000 nasabah Indonesia, berikut lima prioritas keuangan masyarakat Indonesia dalam lima tahun ke depan:
1. Membeli kendaraan baru
Di lima negara berkembang, lebih banyak orang akan membeli motor atau mobil baru. Sedikitnya tujuh dari 10 orang Indonesia berencana untuk membeli kendaraan baru.
2. Berlibur ke luar negeri
Di Indonesia, sedikitnya 50% konsumen berencana untuk berlibur ke luar negeri. Sementara sebagian dari mereka berlibur sambil melakukan perjalanan bisnis. Eropa tampak menjadi salah satu dari tiga tujuan utama para turis dari negara berkembang.
3. Membeli barang mewah
Peningkatan minat beli terhadap barang mewah juga tercatat meningkat. Di Indonesia, barang mewah berupa produk berteknologi canggih menjadi sangat populer.
4. Menabung
Menabung juga menjadi prioritas pengeluaran uang di masa depan. Lebih dari tiga perempat warga Indonesia menjadikan menabung sebagai prioritas finansialnya.
5. Pendidikan yang lebih baik
Pendidikan telah menjadi salah satu bagian yang sangat penting karena dianggap dapat memberikan jaminan peluang kerja dan masa depan yang lebih tinggi. Sedikitnya setengah penduduk Indonesia merasa yakin dapat menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. (liputan6)