BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) Yohanes Widjanarko menyatakan produksi Blok Siak yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia semakin menurun karena pemerintah tidak segera memutuskan kontrak yang akan berakhir pada 27 November nanti.
Yohanes mengatakan sudah memberikan masukan ke pemerintah terkait perpanjangan kontrak blok yang terletak di Riau tersebut sejak setahun yang lalu.
“Ada alternatif-alternatif. Ada beberapa, saya sudah lupa, sudah sejak tahun kemarin,” kata Widjonarko, di Jakarta, Senin (21/10/2013).
Widjanarko menuturkan, terkatung-katungnya perpanjangan kontrak Blok Siak telah mempengaruhi produksi minyak di lapangan itu. Dia mencatat produksi blok saat ini sebesar 1.700 barel per hari (bph), turun dari kondisi normal 2.500 bph.
“Ya, tapi yang dilihat kan macam-macam. Dari sisi kenyataan sekarang seperti apa. Sebagai contoh kemarin waktu masih baik produksi 2.500 bph. Tapi sekarang belum adanya ini (keputusan) kan turun ke 1.700 bph, ini yang harus dijaga supaya tidak turun,” ungkapnya.
Sedangkan rekomendasi yang diberikan SKK Migas adalah tentang pertimbangan penerimaan negara yang didapat, jika blok tersebut sudah diserahterimakan, atau tetap dikelola oleh operator lama. Namun Widjonarko enggan menyebutkan operator yang direkomendasikan.
“Kami banyak hal yang dinilai. Mulai dari kinerjanya, bagaimana bisa menjaga penerimaan yang baik untuk negara. Saya tidak mau mengomentari itu,” pungkasnya. (Pew/Ndw).(liputan6.com)