BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kecaman sejumlah pihak agar PT RAPP segera menghentikan “impor” 1.500 tenaga kerja asing yang didominasi warga China untuk membangun pabrik di Kabupaten Pelalawan, belum mempengaruhi niat PT RAPP. Hingga Kamis, 8 Maret 2018, naker asing terus berdatangan ke PT RAPP.
Kepala Kantor Imigrasi Pekanbaru, J Manihuruk, ketika ditemui bertuahpos.com mengatakan saat ini sudah ada 171 orang tenaga kerja yabg didominasi asal Tiongkok yang diproses di Kantor Imigrasi (Kanim) Pekanbaru dan sudah masuk ke PT RAPP.
“Mereka masuk melalui sub kobtraktor PT RAPP. Karena untuk membangun pabrik tersebut PT RAPP melakukan sub kontraktor. Misalnya untuk membangun gedung ada sub kontraktornya sendiri dan untuk memasang lantai ada sub kontraktornya sendiri,” ujarnya.
Jumlah tenaga kerja asing yang masuk ini bertambah dari data pada 22 Februari lalu, yang menurut Kasi Wasdakim baru 80 orang tenaga kerja asal Tiongkok yang masuk ke PT RAPP. Sebelumnya PT RAPP merencanakan mendatangkan 200 orang warga Tiongkok dalam waktu dekat.
Baca juga: Presma UR: Jika PT RAPP Tetap Rekrut 1.500 Naker Asing, Kami Demo!​
Lebih lanjut diungkapkan Manihuruk, rencana kedatangan 1.500 orang tenaga kerja asing yang didominasi warga Tiongkok ini, sudah menjadi perhatian Tim Pengawasan Orang Asing Provinsi Riau. “Berdasarkan koordinasi dengan Disnaker Riau, ada 232 orang tenaga kerja asing yang didominasi warga Tiongkok ini yang sudah didaftarkan,” ujarnya.
Baca juga:Â “Impor” 1.500 Naker Asing, DPRD Riau Nilai RAPP Tak Berpihak Tenaga Kerja Lokal
Untuk diketahui, sebelumnya Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau, Rasidin Siregar, kepada bertuahpos.com mengatakan, PT RAPP diawal pembangunan pabrik mengajukan akan mendatangkan 1.500 orang tenaga kerja asing. Mereka bekerja dimulai dari konstruksi hingga operasional.
Rencana ini sebelumnya telah menuai kecaman, di antaranya dari Wakil Ketua Umum DPP KSPSI, HM Jusuf Rizal, Koordinator KSBSI Wilayah Sumatera, Patar Sitanggang, Sekretaris LAM Riau, Wismar Haryanto, serta dari DPRD dan mahasiswa. Bahkan Presiden Mahasiswa Universitas Riau mengancam akan menggelar aksi turun ke jalan. (bpc17)