BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU -Â Presenter Kick Andy, Andy F Noya mengaku begitu penasaran bagaimana bisa wakaf mampu mengungkit ekonomi masyarakat, dan berkontribusi besar terhadap pendidikan dan sosial kemasyarakatan.Â
Andi F Noya dan Direktur Lembaga Nazhir Wakaf Ibadurrahman hadir dalam temu responden Bank Indonesia dan Talk Show Inspiratif di Hotal Pangeran Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru, Selasa, 27 Agustus 2019.
“Saya senang bisa bertemu dengan Pak Khairul Umam. Dia telah mengelola hasil wakaf dan mampu meningkat perekonomian orang-orang di sekitarnya,” kata Andy.Â
Andy menyebut konsep wakaf yang dikelola oleh Khairul Umam, sejatinya mematahkan konsep wakaf yang selama ini dipahami oleh masyarakat awam. Wakaf sejatinya tidak mengurangi nilai aset, tapi justru bisa dikembangkan sehingga nilai asetnya bertambah.Â
“Sekarang yayasan yang kami sudah banyak mengelola aset-aset wakaf. Ada perkebunan sawit dengan luas 60-an hektar, pesantren, loundry, catering dan lain-lain,” kata Khairul Umam.Â
Kedepan Yayasan Ibadurrahman akan mengelola wakaf dengan bidang usaha rental bus, perhotelan dan restoran. Semua unit usaha ini dikelola secara profesional dan sedikitpun tidak mengurangi nilai aset dari barang yang diwakafkan.Â
Khairul Umam mengatakan konsep wakaf sebenarnya sudah diadopsi oleh negara-negara besar seperti Singapura dan Malaysia. Para profesional di negara-negara itu lebih berminat bekerja di unit usaha wakaf yang dikelola karena imbalan penghasilan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan unit usaha swasta atau perorangan.Â
“10% dari hasil wakaf untuk pengelola wakaf. Di Malaysia dan singapure lebih maju dan mereka bahkan membuka lowongan pekerjaan,” katanya.Â
Kepada Andi F Noya, Khairul Umam bercerita gagasan untuk mengelola aset wakaf berasal dari lingkungan tempatnya tinggal di komplek CPI. Di sana tidak terdapat orang miskin. Kehidupan masyarakat di sama memang bergelimang harta, namun secara batiniyah mereka belum tenang.Â
Khairul Umam kemudian mengajarkan tentang amalan-amalan manusia yang tidak pernah putus bahkan setelah manusia mati. Tiga amalan itu, yakni meninggalkan anak yang saleh, ilmu yang bermanfaat, dan sedekah jariyah.Â
“Mungkin mereka merasa tidak punya anak yang saleh. Termasuk ilmu yang bermanfaat. Tapi mereka punya banyak harga dan itulah yang mereka wakafkan untuk dikelola,” ungkapnya.Â
“Saya tergerak karena ada banyak sekali masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya di Islamic Bording School, tapi mereka tidak punya biaya. Mereka kemudian menitipkan anak-anak mereka kepada pesantren kita untuk dibina. Unit usaha yang ada saat ini juga dikelola secara profesional oleh santri-santri kita, atau pihak lain yang ingin bekerja dengan kita,” katanya. (bpc3)