BERTUAHPOS.COM — Seorang pria di Desa Sikakak, Cerenti, Kuantan Singingi [Kuansing] diserang buaya saat tengah mandi.
Salah satu lengannya terluka setelah mendapat cengkraman keras dari rang buaya, yang diperkirakan bertubuh besar.
Andri, Kepala Desa setempat, membenarkan bahwa ada warganya yang diterkam buaya.
Hal itu disampaikannya saat tim dari BKSDA Riau melakukan kunjungan ke rumahnya untuk menggali informasi itu.
“Memang ada warga kita yang diserang buaya saat dia tengah mandi di Sungai Batang Kuantan,” tuturnya.
Tim dari BKSDA kemudian dibawa berkunjung ke rumah korban yang tak jauh dari situ. Korban bernama Amat.
Amat diterkam buaya pada pada Sabtu sore, sekitar pukul 19.00 WIB. Kejadian itu bermula saat dia turun ke sungai untuk mandi.
Serangan buaya itu terjadi secara mendadak dan sangat tiba-tiba. Rahang hewan buas itu menerkam salah satu lengannya. Secara reflek, Amat berusaha melepaskan tangannya dari gigitan itu dan berhasil.
“Setelah terlepas dari gigitan buaya, saya segera pulang untuk melihat kondisi lengan,” ujarnya bercerita.
Amat, menjadi satu dari sekian banyak warga di desa ini yang heran mengapa mereka mendapat serangan seperti itu.
Padahal sejak dahulu kala, sungai ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan tak pernah ada serangan hewan buas yang mematikan.
Warga yang berdomisili di Desa Desa Sikakak ini, biasanya memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di sungai itu terutama untuk kegiatan mandi, mencuci, bahkan mencari nafkah.
“Terutama untuk mencari ikan,” jelasnya.
Sebagai penghulu di desanya, Andri turut mencemaskan apa yang menjadi keresahan warganya, terutama atas serangan-serangan buaya.
Andri lalu meminta kepada Tim BKSDA Riau agar bisa memasang perangkap, agar kejadian serupa tidak menimpa warga lainnya di desa itu.
“Warga kami jadi sangat takut untuk melakukan aktivitas di sungai,” ungkapnya.
“Tim menyampaikan keprihatinannya kepada bapak Amat atas kejadian yang menimpanya dan berharap hal ini tidak terjadi lagi,” sebut Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar.
Sementara itu, Hansen menyebut, bahwa Sungai Batang Kuantan merupakan salah satu habitat buaya.
“Kita perlu berbagi ruang dengan mereka agar mereka tidak mengganggu manusia,” tambahnya.
Oleh sebab itu, warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di sungai saat buaya-buaya ini tengah berburu mencari mangsa, terutama mulai pukul 17.00-07.00 WIB.
Tim dari BKSDA Riau juga meminta kepada aparat pemerintah desa setempat untuk memasang papan pengumuman di titik-titik rawan buaya.
Papan informasi itu dipasang di pinggir Sungai Batang Kuantan sebagai peringatan kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati.
“Kami juga mengingatkan kepada warga agar tidak melakukan tindakan anarkis terhadap satwa itu, karena dilindungi.”
“Tim juga meminta kepada warga agar selalu berkomunikasi dengan pihak Balai Besar KSDA Riau dalam penanganan konflik satwa bisa melalui call centre di 081374742981,” tuturnya.***[Melba]