BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Riau bebas asap selama 3 tahun belakangan berturut-turut, memang bukan semata-mata karena upaya penanganan yang dilakukan sudah baik. Namun, fakta yang terjadi karena memang siklus yang terjadi seperti itu.
Pemprov Riau, selain tetap melakukan upaya penanganan agar Riau bebas asap sebagaimana mestinya, juga diminta untuk mencermati siklus ini, yang mana masa kemarau panjang cenderung akan terjadi setiap 3 tahun sekali.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Riau bebas asap menjadi tujuan utama yang harus dicapai dalam penanganan Karhutla di daerah. Meski demikian mencermati bencana yang ditimbulkan akibat perubahan iklim juga menjadi hal penting, sehingga langkah antisipasi penanganan akan lebih terukur.
Baca:
Gubri Pertegas Karhutla di Area Perusahaan Bukan Tanggung Jawab Pemerintah
“Kita bisa lihat tahun 2015 kejadian Karhutla besar, asap muncul di mana-mana. Setelah itu, 2016, 2017, dan 2018, Riau bisa bebas asap. Lalu tahun 2019 asap muncul lagi. 3 tahun setelah itu asap nggak ada. Sekarang (2023) kemarau panjang,” katanya di Pekanbaru, Rabu, 7 Juni 2023.
“Jadi, Riau bebas asap itu bukan semata karena penanganannya yang baik, tapi memang siklusnya seperti itu. 3 tahun itu memang musim hujannya panjang,” terangnya.
Dia menegaskan, BMKG sejak awal telah memperingatkan terhadap kondisi musim kemarau dan ancaman Karhutla yang semakin meluas di tahun 2023. Sehingga upaya penanganan harus dilakukan secara maksimal.
“Jangan sampai pengalaman seperti sebelumnya terulang lagi. Asap dari kita sampai nyebrang ke negara tetangga. Malu kita,” tutur Suharyanto.
Dijelaskannya, dampak yang diakibatkan dari Karhutla sangat luas, bahkan akan memberi pengaruh besar hingga ke tingkat regional dan global. Seperti meningkatnya emisi karbon, kekeringan, situasi gagal panen, krisis air bersih, naiknya permukaan air laut, hingga potensi bencana yang lebih besar di wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar.
“Kami di BNPB mencatat tahun ini secara nasional angka kasus Karhutla meningkat terus. Makanya hari-hati. Secara singkat, Karhutla menjadi perhatian para tokoh pemimpin negara dunia. Jadi tolong ini diperhatikan,” tegas Suharyanto.***