BERTUAHPOS.COM — Proses investigasi yang dilakukan oleh tim bentukan Disnakertrans Provinsi Riau tinggal sedikit lagi. Dijadwalkan dalam pekan depan tim investigasi akan duduk satu meja dengan Dirjen Migas Kementerian ESDM.
Pada tahapan ini, tim investigasi ingin mengetahui secara jelas mengenai alat yang dipakai saat insiden tewasnya karyawan perusahaan kontraktor PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
“Rencana duduk bersamanya akan dilakukan pada pekan depan. Kami akan berkoordinasi dengan Kepala Inspeksi Migas-nya,” kata Kabid Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Riau Rival Lino saat dihubungi Bertuahpos.com, Senin, 30 Januari 2023.
Dia menjelaskan pada tahapan ini tim investigasi akan mendalami mengenai penggunaan alat yang dipakai yang menjadi penyebab kematian karyawan PHR.
Untuk alat tersebut, kata Rival, pihak dari Kementerian ESDM yang mengeluarkan izin kelayakan penggunaan atau izin operasional.
“Kami ingin tahu bagaimana alat tersebut bisa diizinkan untuk dipakai, apakah benar-benar layak atau seperti apa. Karena mereka yang punya kewenangan itu. Kita ingin koordinasi mengapa alat itu dianggap layak dipergunakan,” tambahnya.
Rival memastikan bahwa tahapan ini adalah bagian dari proses investasi yang dilakukan. Sedangkan terkait hal-hal lain yang berkaitan dengan kemungkinan adanya kelalaian, semuanya masih dalam proses investigasi.
“Nanti outputnya dan hasil pemeriksaan nanti akan kami sampaikan ke pihak terkait lainnya. Saat ini kami memberikan kepercayaan penuh kepada tim untuk melakukan tugas-tugasnya. Semuanya harus dilakukan secara mendalam agar ke depan tidak terjadi lagi
Rival juga memastikan bahwa pihak PHR dan perusahaan kontraktornya sudah dipanggil untuk dimintai keterangan. Adapun data-data hasil pemeriksaan terhadap PHR dan perusahaan kontraktornya sudah didapat.
“Datanya semua dipegang oleh tim investigasi kita dan belum bisa saya bocorkan. Nanti kalau semua proses selesai akan disampaikan. Sejauh ini cuma tinggal pengembangan saja lagi dari data-data yang sudah kami dapat,” tuturnya.
Baca: Disnaker Riau Investigasi Tewasnya Pekerja di PT Pertamina Hulu Rokan
Baca: Lagi, Kecelakaan Kerja Terjadi di PT Pertamina Hulu Rokan, Satu Tewas
Baca: Banyak Pekerja Meninggal di PT Pertamina Hulu Rokan, Gubernur Peringatkan PHR
Seperti diketahui, belum genap satu tahun, sudah tujuh pekerja meninggal di areal PT PHR. Di antaranya, lima karyawan yang meninggal mendadak tersebut yakni
Fetrineldi, Karyawan PT PHR, usia 56 tahun, jabatan Operation Representative TDO, kecelakaan kerja terjadi 29 Juli 2022.
Kronologis, tanggal 29 Juli 2022 jam 23.50 WIB, yang bersangkutan sesak dada saat naik tangga lantai dua menuju control room, lalu rekan kerja langsung menghubungi call center, lalu ambulance datang, jam 00.45 tiba di UGD medical Duri, jam 01.53 dinyatakan meninggal dunia.
Lalu dari PT. Asia Petrocom Services (APS), Korban bernama Yulnadi (Y) berusia 55 tahun sebagai Operator Dozer, kecelakaan kerja tanggal 20 November 2022.
Kronologis: tanggal 20 November 2022 jam 08.00 WIB, rekan kerja menemukan yang bersangkutan tidak sadarkan diri, lalu jam 08. 05 WIB tim medis datang dan melakukan pertolongan pertama, jam 08.48 WIB dokter klinik Petapahan PHR tiba di lokasi, jam 09.58 WIB dinyatakan meninggal dunia.
Kemudian dari PT. Wahanakarsa Swandiri (WKS) Korban bernama Supandi (S) berusia 56 tahun sebagai PMCOW Electrical. Tanggal kecelakaan kerja, 27 Juli 2022.
Kronologis: tanggal 27 Juli 2022 jam 15.30 WIB, yang bersangkutan sedang berbincang dengan rekan kerja lalu diam dan tumbang, sehingga langsung diberikan pertolongan pertama, lalu rekan kerja membawa ke RS Cahaya di ujung tanjung jam 16.50 WIB, tiba di RS dan dinyatakan meninggal dunia.
Selanjutnya dari PT. Asrindo Citraseni Satria (ACS), korban bernama Hermanto (H) usia 53 tahun sebagai Driller, tanggal Kecelakaan kerja 17 November 2022.
Kronologis: tanggal 17 November 2022 jam 07.30 WIB, yang bersangkutan merasa pusing dan dibawa ke klinik PHR Minas, jam 09.05 WIB dinyatakan meninggal dunia di klinik.
Lalu dari PT. Andalan Permata Buana (APB), korban bernama Erizon (E) berusia 56 tahun sebagai Driver Ambulance. Tanggal kecelakaan kerja, 20 November 2022.
Kronologis: tanggal 20 November 2022 jam 07.00 WIB, yang bersangkutan masuk kerja dan melakukan pekerjaan seperti biasa, jam 16.10 WIB, teman yang bersangkutan datang untuk handover dan menemukan yang bersangkutan di kamar tunggu sudah tidak sadarkan diri, lalu dibawa ke klinik rumbai, jam 17.30 WIB, dinyatakan meninggal dunia.
Terakhir, DS, 22 tahun, Floorman, PT. Asrindo Citraseni Satria (ACS), mitra kerja PT PHR tewas dalam kecelakaan kerja di lokasi rig sumur 5D-28 Kampung Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak pada Rabu, 18 Januari 2023, sekitar pukul 08.30 WIB.
Informasi yang diterima Bertuahpos.com menyebutkan, kejadian bermula setelah selesai pekerjaan run in hole Electrical Submersible Pump (ESP) dan absorber wheel diturunkan, kru memposisikan kembali air hoist ke center well. Pada saat proses memposisikan air hoist ke center well, kru menggunakan Full Opening Safety Valve (FOSV) sebagai pemberat.
Ketika Driller mengangkat air hoist, air hoist tersangkut di area monkey board dan kemudian FOSV terlepas, sehingga mengenai DS yang berada di Working Platform (WPF). Para karyawan yang ada di likasi kemudian membawa korban DS, ke klinik PHR Minas, namun sayang nyawanya tidak tertolong.***[Melba]