BERTUAHPOS.COM — Meski secara nasional dan provinsi, angka stunting di Riau mengalami penurunan, namun terdapat beberapa daerah yang mencatatkan peningkatkan angka stunting di sepanjang tahun 2022.
“Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi Pemprov Riau, karena setelah apa yang kita capai di tahun 2022, ternyata fakta lain menyatakan bahwa ada beberapa daerah di Riau yang justru anga stuntingnya meningkat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin, Selasa, 31 Januari 2022.
Menurut Zainal, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, di antaranya; banyak ditemukannya kasus baru di beberapa daerah, terutama daerah yang mencatatkan peningkatan angka stunting di sepanjang tahun 2022, seperti Inhil, Siak dan Kota Pekanbaru.
Dia menambahkan, setelah pemerintah menetapkan penurunan angka stunting menjadi fokus penyelesaian bersama, sangat mungkin daerah tersebut melakukan pendataan ulang, atau adanya laporan-laporan baru mengenai kasus stunting yang baru, makanya angkanya bisa meningkat.
“…karena semestinya tidak bertambah kan?” tuturnya.
Meski demikian, faktor lainnya yang memberi andil pada peningkatan angka stunting di tiga daerah tersebut tidak akan memberi pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan persentase kasus stunting di Riau.
“Misal, disebabkan adanya pendatang baru atau perpindahan penduduk, mungkin saja tapi itu sangat kecil. Kalau hanya persoalan perpindahan penduduk seperti yang kita tahu angkanya juga tidak begitu besar,” jelasnya.
Sebelumnya, di tingkat provinsi, angka stunting di Riau berhasil ditekan atau diturunkan pada tahun 2022. Namun faktanya terdapat tiga daerah di Riau yang malah mencatatkan pertumbuhan angka stunting di tahun itu.
Adapun ketiga daerah yang mencatatkan pertumbuhan angka stunting di tahun 2022 yakni, Kota Pekanbaru, Siak dan Indragiri Hilir (Inhil).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, pada tahun 2021 angka stunting di Inhil sebesar 28,4%, naik menjadi 28,5% di tahun 2022.
Lalu di Siak pada tahun 2021 angka stunting sebesar 19% dan naik menjadi 22% di tahun 2022. Kondisi yang sama juga terjadi di Kota Pekanbaru dari 11,4% menjadi 16,8%.
Penurunan angka stunting itu berdasarkan data yang dirilis dari hasil survei status gizi Indonesia atau SSGI oleh Kementerian Kesehatan RI, tercatat dalam setahun (2021-2022) terjadi penurunan angka stunting di Riau hingga 5,3%.
Pada tahun 2021, angka stunting di Riau berada di 22%, dan pada 2022 menjadi 17%. Dengan demikian, Riau hanya perlu mengejar penurunan sekitar 3% untuk mencapai target penurunan stunting nasional di angka 14%.
Dari data tersebut tercatat ada penurunan angka stunting secara signifikan di Riau, bahkan dalam kurun waktu setahun terakhir. “Kalau kita lihat data-data sebelumnya, dalam dua tahun hanya sekitar 1,7% penurunan. Sejak 2021 ke 2022 barulah angkanya turun hingga 5,3%,” tuturnya.
Dengan demikian, Riau berada di posisi ketiga secara nasional yang mencatatkan keberhasilan penurunan stunting dalam angka besar. Adapun provinsi dengan penurunan stunting tertinggi, yakni Kalimantan Selatan di posisi pertama dengan angka penurunan sebesar 6,2%. Lalu Kalimantan Utara dan Sumatera Selatan yang mencatatkan angka penurunan sama sebesar 5,4%, dan Riau dengan angka penurunan sebesar 5,3%.***[Melba]