BERTUAHPOS.COM, SIAK – Masyarakat Desa Kemuning Muda Kecamatan Bunga Raya khususnya petani padi terpaksa gigit jari tahun ini. Pasalnya, sekitar 20 hektar tanaman padi diserang hama dan berakibat gagal panen.
“Gagal panen ini disebabkan serangan hama ketika malam hari seperti tikus, wereng dan lainnya, dan ketika siang burung-burung pun ikut merusak tanaman padi kami,” ungkap Mbah Subani (74), Jum’at (19/09/2014).
Dikatakannya, saat ini tanaman padi miliknya telah ludes digarap hama tikus, burung, dan wereng seluas 1 hektar. Bukannya mendapatkan untung, tapi modalnya untuk menanam saja tidak bisa ia kembalikan. “Jangankan untuk balek modal, untuk mengembalikan pupuknya saja tidak dapat.” Ujarnya dengan nada sedih.
Mbah Subadi menjelaskan, bahwa biaya pengelolaan sawah yang dimilikinya itu habis sekitar 4juta setengah, belum lagi dihitung dana laiinnya bisa jadi lebih. “Yang jelas saya rugi total mas, harapan saya sebagai masyarakat kecil kepada Pemda Siak tentunya memintak bantulah, karena ini merupakan musibah buat saya yang sudah tua ini, dan mungkin bagi orang yang mampu uang 4,5juta itu tidak seberapa tapi bagi kami uang segitu sangatlah susah kami dapat. Ya kalau mau dibantu saya pribadi sangat berterima kasihlah, tapi kalau tidak dibantu yang pasrah kepada Allah ta’ala,” ungkapnya penuh harapan.
Hal yang sama juga dituturkan Kartono (42) petani Kemuning Muda. Ia juga mengalami hl yang sangat menyedihkan, karena tanaman padi seluas 2,5 Hetar miliknya turut gagal panen. “Tanaman padi saya seluas 2,5 Hetar,dan kalau ditotal dananya habis sekitar 18juta. Rusaknya tanaman padi saya karena hama lembeng, burung, dan tikus. Untuk binatang Lembeng dan tikus masih bisa kita beri racun, tapi kalau burung apa obatnya” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dusun II Desa Kemuning Muda Islahuddin membenarkan pernyataan warganya. Ditotalkannya, dari keseluruhan lahan petani yang gagal panen diperkirakan mencapai 20 hektar lebih sawah yang bertanamkan padi.
“Banyak tu yang gagal panen, 20an hektar sawah rusak dan petani gagal panen. Kasihan saya lihat petani sini. Itu kan modal utama mereka,” kata Islahuddin mengiba. (syawal)