BERTUAHPOS.COM, (BPC)Â PAYAKUMBUH – Pedagang pakayan anak-anak di Pasar Payakumbuh, Propinsi Sumatera Barat pasca lebaran Idul Fitri 1438 H lalu lebih banyak “bamanuang”. Kondisi itu lebih disebabkan “langangnya” pembeli.
Dalam satu hari ada pedagang tidak “pacataluah” (jual beli). “Kondisi kini Yo Bana Suliki bang (Saat ini kondisi sulit). Kadang dalam sehari ndak ado kami jua Bali do (Terkadang dalam satu hari tidak ada jual beli). Kadang dalam saminggu ko hanya Tigo kali kami buka lainnyo (Terkadang dalam satu Minggu hanya tiga kali warung dibuka). Banyak libur kami kini,” sebut salah seorang pedagang pakayan anak, Rahma Dona di dekat terminal angkutan kota pasar Payakumbuh, Jumat (4/8/2017).
Bersamaan hari raya dan jadwal masuk sekolah pada tahun ajaran baru juga memberi dampak sepinya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pakayan. Pedagang melihat bahwa faktor menjelang idul adha dimana fokus masyarakat terhadap biaya korban juga berdampak.
Kemudian sebut Dona, pengaruh ekonomi yang kian sulit dirasakan masyarakat akibat murahnya harga komoditi hasil pertanian seperti karet, Gambir dan gabah, juga mempengaruhi daya beli.
“Kalau biasanya masih adalah jual beli dalam sehari. Tetapi akhir-akhir ini betul-betul sulit. Pasar seakan sunyi dari pembeli khusus pakayan anak ini. Ya, bisa saja karena kondisi sulit saat ini. Orang baru mengeluarkan uang banyak untuk keperluan sekolah anak, kemudian mau lebaran haji, sementara pendapatan masyarakat makin berkurang,” sebutnya berasumsi.
Salah seorang petani karet, In mengakui jika harga komoditi ekspor seperti karet tidak kunjung naik. Bahkan saat ini harganya makin jatuh.
“Bagaimana tidak sulit, harga jual hasil tani masyarakat makin turun. Kemudian pengeluaran makin besar, apalagi untuk biaya pendidikan. Beli baju sekolah, buku dan sebagainya, mahal,” jelas In.(Bpc
Dia berharap kepada pemerintah agar segera memulihkan harga jual hasil tani masyarakat. Baik itu gabah, karet, gambir, pinang, damar, cengkeh dan lainnya.
“Bila harga hasil jual petani naik saya rasa daya beli petani akan naik. Sekarang bagaimana mau belanja, harga jual cabe saja hanya belasan ribu, tekor petani,” sebutnya. (bpc15)