BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Tiga tahun sudah, Walikota Pekanbaru, Firdaus MT bersama Wakil Walikota, Ayat Cahyadi mengemban amanah sebagai pemimpin di Kota dengan populasi 1,2 juta jiwa. Namun belakangan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dilanda badai kritik soal disahkannya Peraturan Daerah (Perda) retribusi parkir di tepi jalan umum.
Pasalnya kebijakan dengan menaikkan tarif parkir Rp 1000 jadi Rp 4000 bagi pengendara seped amotor dan Rp 2000 jadi Rp 8000 untuk mobil memberatkan masyarakat. Bahkan sebagian pengamat menilai kebijakan tidak populer Walikota ini bisa menurunkan citra Firdaus MT. (baca : Tarif Parkir Mahal, Kebijakan Tidak Populer Walikota Pekanbaru)
Apalagi pada 2017 mendatang, Ibu Kota Provinsi Riau ini akan mengadakan Pilkada serentak dengan Kampar dan Indragiri Hilir (Inhil). Sehingga polemik perda tarif parkir ini bisa jadi batu sandungan bagi Firdaus MT jika ingin kembali jadi Walikota Pekanbaru bersama Ayat Cahyadi sebagai wakilnya.
Menurut pengamat politik Pekanbaru, Yantos, Kota Pekanbaru yang memiliki luas wilayah 625 kilometer persegi, atau hampir sama dengan luas Provinsi DKI Jakarta, butuh sosok yang memimpin dengan cara kreatif. “Bukan dengan menaikkan pajak dan retribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja. Kalau seperti itu, siapa saja bisa. Yang dibutuhkan saat ini pemimpin yang kreatif,” katanya, Kamis (05/11/2015).
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk 4,47 persen, dimana 2,3 persen disumbangkan pendatang atau arus urban dari berbagai daerah di nusantara. Terbagi di 12 Kecamatan walikota Pekanbaru berikutnya harus bisa mencari sumber PAD tidak bergantung dari pajak semata.
“Ada cara lain tingkatkan PAD. Kalau cara gampang seperti menaikkan pajak siapa saja bisa. Untuk kedepan walikota berikutnya harus tahu Pekanbaru PAD nya kecil. Apa yang bisa dikembangkan, seperti mengarah ke Singapura dengan pusat belanja dan jasa,” katanya.
Mengenai sosok Walikota berikutnya, menurut Yantos tidak mesti dari birokrat, akademisi, atau pengusaha. Sebab siapapun bisa, asal memimpin dengan cara tidak seperti memeras rakyatnya
“Tidak harus kalangan pengusaha, tidak mesti birokrat. Kayak di Bandung ada Ridwan Kamil. Kenapa bisa berkembang maju seperti itu. Yang penting berpikir kreatif, tidak dengan cara instan naikkan pajak untuk PAD,” katanya.
Namun untuk Pilwako Pekanbaru 2017 memang masyarakat yang dituntut cerdas memilah. Tahu siapa yang akan memimpin lima tahun kedepannya. Tidak seperti membeli kucing dalam karung. (Riki)