BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU- Saat ini Daya yang dihasilkan pembangkit listrik di Provinsi Riau Kepri hanya 386 Megawatt (MW). Sementara beban penuh yang harus ditampung mencapai 483 MW, sehingga Riau mengalami devisit. Jumlah ini lebih tinggi dibanding kondisi di Sumatra Barat (Sumbar) yang hanya mengalami devisit listrik sebesar 41 MW dan Jambi 61 MW.‬
Menurut Pengamat Energi dan Lingkungan Hidup, Kunaifi ST MSc, Riau sudah saatnya memilih berani berinvestasi untuk pembangkit listrik. “Riau harus mampu memiliki energi sendiri. Jika masih bergantung dengan pihak luar, maka kita tidak bisa berbicara banyak,” ujarnya Senin (15/09/2014).
Kunaifi menyadari agar Riau surplus listrik diperlukan biaya yang tak sedikit. “Mengenai suplay listrik di daerah luar jawa tentunya kita akan berbicara krisis. Penyebabnya salah satunya biaya investasi tinggi. Dan yang kedua biaya investasi tergerus oleh subsidi,” tambahnya.
Kunaifi menilai Riau punya potensi untuk memperkaya energi terbarukan. Dan untuk itu diperlukan alokasi dana yang tidak sedikit. “Untuk energi alternatif, yang sangat potensial saat ini itu bio massa,” tambahnya.
Contohnya dari limbah sawit, yang dimiliki puluhan pabrik sawit yang ada di Riau. “Sebenarnya sawit bisa kita perbaiki sedikit citranya. Setiap PKS (Pabrik Kelapa Sawit) pasti punya instalasi limbah. Dari situ memunculkan gas, dari sana bisa menghasilkan gas,” sebutnya.
Namun untuk menuju ke sana diperlukan kebijakan serius dari pemerintah untuk pengembangan energi terbarukan. “Jika masih beriorentasi pada bahan bakar fosil, maka selamanya kita akan menjadi penonton,” tuturnya. (Riki)