BERTUAHPOS.COM (BPC), INHIL – Kuota gas elpiji di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) hingga saat ini belum memadai. Hal ini dikarenakan kebutuhan naik 20%. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Inhil telah dua kali surati menteri perdagangan.Â
Kepala Bidang (Kabid) perdagangan, Disperindag Inhil, Azwar C, mengatakan gas elpiji sebenarnya tidak langka, namun juga tidak bisa dikatakan stabil, hanya saja pembagian kuota yang tidak lagi memadai. “Kami sudah dua kali mengirim surat ke menteri perdagangan, namun hinga saat ini tidak ada tanggapan, saya pun juga sudah menanyakannya ke pertamina dan esdm, jawabannya hanya belum ke belum saja,” ungkapnya kepada kru bertuahpos.com, Rabu (14/11/2017).
Dalam era yang perekonomian kian meningkat, tentunya kebutuhan masyarakat juga meningkat. “Seharusnya mereka lebih tahu, saat ini perekonomian Indonesia naik, otomatis kebutuhan juga meningkat, mestinya mereka harus bertindak cepat,” lanjut Azwar.
Lebih lanjut, dia menyebut di bulan Februari mendatang, di pusat akan ada pertemuan rapat yang akan dihadiri oleh seluruh pihak perindustrian di Indonesia, guna membahas mengenai perindustrian yang ada di Indonesia. Ia juga mengungkapkan bahwa ia akan membahas persoalan ini disana. “Nanti akan saya bahas dan pertanyakan,” katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, di tahun 2016 terdapat di Inhil sebanyak 3.664.120 tabung 3 kilogram. Sedangkan di tahun 2017 jumlah kuota 4.676.728 tabung. Alhasil, di setiap tahunnya ada kenaikan sebanyak 20% sesuai dengan pertumbuhan perekonomian dan perkembangan penduduk di Inhil.Â
Baca:Â Mekanisme Distribusi Tertutup Elpiji 3 Kg Tengah Digodok
“Penambahan kuota gas elpiji 3 kg di tahun 2017 mengacu pada kebutuhan Rumah Tangga Sasaran (RTS) lebih kurang sebanyak 28.128 KK yang membutuhkan lebih kurang sebanyak 1.102.800 tabung gas di bandingkan tahun 2016, yang hanya 27.565 KK atau 992.340 tabungnya, artinya sebanyak 20% mengalami kenaikan,” jelasnya.
Terakhir, Azwar mengatakan, dengan adanya kenaikan sebesar 20% ini, mesti secepatnya diselesaikan. “Harus cepat bergerak, mau masak pakai apa masyarakat, sedangkan minyak tanah juga susah sekarang. Atau mau masak pakai kayu,” tutupnya. (bpc14)