BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Sejarah itu bermula pada tahun 1994. Pekanbaru dapat jatah penyelenggaraan MTQ ke XVII tingkat nasional. Ketika itu, Presiden Soeharto masih berkuasa.
“Megah sekali. Bahkan termegah dari MTQ nasional yang pernah ada,” kata Sulaiman (45), selah seorang pegawai di kantor pemerintahan Riau, kepada bertuahpos.com.
Untuk pertama kalinya upacara pembukaan dimeriahkan dengan sinar laser yang membuat puluhan ribu massa terkagum-kagum. Nama kawasan ini adalah Bandar Seni Raja Ali Haji. Tapi dikenal dengan Bandar Serai. Tapi sebutan MTQ, lebih populer di tengah masyarakat Riau.
Berlokasi di jantung kota Pekanbaru, di tepi jalan protokol, Jalan Jenderal Sudirman, hanya sekitar lima menit dari bandar udara Sultan Syarif Kasim II. Itulah mengapa kawasan ini disebut MTQ.
Sepintas, bagi pendatang yang baru ke ke Pekanbaru memang sedikit bingung dengan sebutan itu. Tapi lama-lama terbiasa.
Sampai saat ini, dalam catatan drh.chaidir, MM, mantan legislasi itu mengatakan, bahwa kalangan orang-orang tua enggan melupakan kenangan indah tersebut, sehingga kegiatan apapun yang dilakukan di bekas arena MTQ Nasional itu harus tetap memperhatikan faktor sejarahnya.
Bahwa tempat tersebut adalah tempat yang sakral, tempat keindahan dan kemerduan ayat-ayat suci Al Quran diperlombakan. Namun dalam realitasnya, areal tersebut kini hampir tak lagi menyisakan ornamen yang membawa ingatan kita kembali ke masa lalu.
Di Arena MTQ tersebut kini telah berdiri gedung megah Anjungan Seni Idrus Tintin. Halaman Gedung Idrus Tintin, yang cukup luas, sering pula digunakan untuk pertunjukan band-band papan atas dan tempat anak-anak muda berjingkrak-jingkrak. Bekas arena MTQ ini juga sering dipergunakan untuk kegiatan kampanye parpol dan kandidat dalam pemilukada.
Penulis: Melba Ferry Fadly