BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Bagi para pecinta komik atau anime jepang, serial one piece pasti sudah tidak asing lagi. Bahkan para otaku Indonesia dibuat penasaran dengan kelanjutan kisah pertualangan Luffy bersama teman-temannya untuk menjadi raja bajak laut ini.
Baru-baru ini komik dengan tokoh utama yang selalu memakai topi jerami ini membuat heboh pengemar komik jepang di Indonesia. Pasalnya buah tangan dari Eiichiro Oda ternyata dalam satu chapter 814 yang baru-baru ini keluar memasukkan rumah gadang sebagai background dari adegan cerita dalam komik.
Sebagai mana yang diketahui, rumah gadang merupakan bangunan khas dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Kontan saja hal ini ramai dibicarakan di dunia maya bahkan disitus forum seperti kaskus. Seperti yang disampaikan Dickybocunlay, seorang kaskuser saat mengomentari salah satu postingan. “Bener gan, itu memang rumah gadang, dari corak dan arsitekturnya memang rmh gadang bener…. wihh mimpi apa bang oda nya bisa kepikiran buat rumah gadamg?†tulisnya.
Hal yang sama diutarakan Semutrang22, kaskuser dalam komentarnya. “Kereeeeennnn oda sensei emang top…,†tulisnya.
One Piace merupakan anime dan manga bercerita sekelompok bajak laut yang dipimpin Monkey D. Luffy pergi mencari harta karun legendaris bernama One Piece. Luffy menjadi manusia karet yang memiliki kekuatan memanjangkan tubuhnya setelah secara tak sengaja memakan buah Gomu Gomu, salah satu dari buah iblis.
Oda memang gemar memasukkan hal-hal unik untuk dijadikan bahan dalam karyanya. Selain menggunakan unsur Indonesia, unsur-unsur negara lain juga tidak luput dari kejeliannya. Tentu saja hal ini menambah daftar-daftar unsur Indonesia yang diangkat dalam komik manga. Yang merupakan satu bagian dari pop culture atau budaya popular tidak hanya Jepang bahkan dunia.
Selain Rumah Gadang, Komik One Piece juga pernah menampilkan unsure batik disalah satu chapter. Seperti God Enel yang memakai celana khas tradisional Indonesia, dan juga pernah memasukkan Bunga Raflessia dalam kisah Luffy si Topi Jerami.
Hal ini bisa memotivasi para mangaka pembuat komik di Indonesia, untuk tidak malu mengangkat kekhasan nusantara. Sehingga tidak melulu memasukkan dan mengangkat budaya asing untuk bahan komik. (Riki)