BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Tanggal 11 Juni 2017, ditetapkan sebagai acara puncak dari tradisi Bakar Tongkang, yang berpusatkan di Bagansiapiapi. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Fahmizal Usman, selaku Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, kebudayaan Bakar Tongkang berasal dari tahun 1883.
Seperti yang diutarakannya kepada kru bertuahpos.com, Rabu (7/6/2017), awal mulanya bakar tongkang bermula ketika bangsa Tionghoa hijrah atau pindah menuju ke arah selatan bumi. “Sesampainya ke pesisir timur Sumatera, mereka melihat lampu dan merapat. Namun ketika mendarat, ternyata yang mereka lihat ialah hewan kunang-kunang. Hingga akhirnya mereka merasa nyaman dan memutuskan tidak pulang,” terang Fahmizal Usman.
Baca:Â Sambut Bakar Tongkang, Persiapan Semakin Dimatangkan
Pria berkacamata ini lanjut menjelaskan, tongkang artinya perahu. Perahu yang mereka gunakan lantas dibakar, dikarenakan mereka merasa sudah nyaman berada di daerah Bagansiapiapi. Mereka merasa di tempat ini hidup mereka lebih baik. “Nahh perahunya dibakar menurut feng shui orang China, sesuai kalender lunar. Maka dari sinilah timbulnya tradisi Bakar Tongkang,” terang Fahmizal Usman.
Fahmizal Usman juga menerangkan, tradisi Bakar Tongkang merupakan ritual ucapan syukur bangsa Tionghoa, dalam menghadapi masa depan. (bpc9)