BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger, menyesalkan soal data hotspot yang tidak real time.
Dia menyebut, dalam upaya penanganan Karhutla di Provinsi Riau, sangat penting adanya update data sebaran hotspot secara berkala, sehingga aktivitas penangan dan pemadaman api lebih mudah untuk dilakukan.
“Kami yang bertugas di lapangan sangat kesulitan dengan data sebaran hotspot yang tidak real time,” ungkapnya, Rabu, 20 Februari 2019 di Pekanbaru.
Edwar menyebut, dalam beberapa kasus penanganan Karhutla, pihaknya pernah kelimpungan. Pada saat data tentang sebaran hotspot dipublish oleh Badan Meteorologi Klimatoloi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, petugas langsung diturunkan ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Namun ternyata sebaran api dan lahan yang terbakar sudah begitu meluas. “Sehingga pada saat kami turun ke lapangan, api ternyata sudah sangat luas membakar lahan,” ujarnya.
Padahal, lanjut Edwar, kesulitan lain sudah menanti di lokasi kebakaran, seperti sumber air yang jauh dan akses ke lokasi lahan terbakar yang begitu sulit untuk ditempuh dengan jalur datar.
Dia menambahkan upaya penanganan Karhutla di Provinsi Riau harus dilakukan secara masif tidak hanya melibatkan pemerintah dan TNI-Polri, tapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, seperti tokoh, agama, tokoh masyarakat hingga tokoh adat.
Dampak Karhutla tak hanya berimbas pada masalah sosial semata, tapi juga menggerus sektor-sektor lainnya, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan dan budaya. Dan Provinsi Riau terbilang sudah berpengalaman dengan kasus ini. (bpc3)