“Sejak mulai ditanam, baru sekali disiram hujan, selebihnya disiram manual. Â Jadinya wajar saja hasilnya ada yang besar dan kecil,” ungkap perawat bawang yang sengaja di datangkan BI dari Pulau Jawa ini.
Â
Dikatakan Amin, secara teknis mulai dari penanaman sampai perawatan mereka sudah lakukan secara maksimal. Tapi hasilnya teta saja tidak memadai karena siraman melakukan mesin Robin tidak dapat menembus hingga ke akar bawang. Alhasil, karena kemarau terus berkepanjangan, pihaknyaterpaksa mengeluarkan dana 100.000 erhari untuk melakukan penyiraman.
Â
“Kita sudah gunakan Robin untukmenyiram, tapi itu tidak mempu mengatasi kebutuhan bawang. sebab sumber air sangat penting bagi tanaman bawang,” jelasnya.Â
Â
Sementara Itu, Agus, Kepala sekolah SMKPT juga sangat menyangkan faktor cuaca yang harusnya masih musim hujan tiba-tiba tidak ada hujan. “Hanya dapat 5-6 buah perbibit hasilnya karena faktor cuaca. kami tidak menyangka musim panas berlangsung cepat,” kesalnya. (syawal)