BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Persoalan sampah masih menjadi buah bibir masyarakat di Pekanbaru. Pasalnya sejak ditangani pihak ketiga sampah acap kali tidak terangkut sehingga membusuk di dekat pemukiman warga hingga pinggir jalan.
Bukan hanya bau yang tidak sedap. Warga juga khawatir sampah tersebut menjadi sarang penyakit, dengan banyaknya lalat yang berkembang biak di sana. (Baca: Gara-Gara Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga, Pemko Pekanbaru Pesimis Raih Adipura)
Menurut anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI, Intsiawati Ayus, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru memang harus bertanggungjawab terkait persoalan sampah ini. Hal itu konsekuensi yang harus diterima setelah Pemko mengalihkan penanganan sampah dari kecamatan ke pihak ketiga dengan nilai lelang hingga Rp 53 miliar. (Baca: Tak Lolos Penjaringan Golkar, Jufri Zubir Duga Ada Intervensi Andi Rachman)
Namun yang disayangkan Intsiawati terhadap sikap para bakal calon walikota Pekanbaru. “Seharusnya mereka yang mau jadi walikota tidak diam saja. Saat sampah menjadi persoalan mereka turun, buktikan ke masyarakat bahwa mereka memang peduli,” katanya ketika buka bersama media. (Baca: Pilkada Pekanbaru dan Kampar, 5 Desa dan 3 RW Masih Berpotensi Konflik)
Dirinya sebut semestinya para calon tidak hanya duduk manis, menyaksikan Pemko Pekanbaru berhadapan dengan masalah ini. “Abaikan perasaan. Mana dia calon walikota itu, turun ke titik-titik sampah. Tidak menunggu masalah selesai. Semestinya saat masalah menggunung begini, mereka mencarikan solusi,” ujarnya. Dengan begitu biarlah masyarakat yang kemudian menilai siapa yang layak memimpin Ibu Kota Provinsi Riau ini. (Baca: Antara Firdaus, Noviwaldy dan Penguasa Demokrat)
Tentang penanganan sampah yang diambil alih pihak swasta, Ayus menyebut sebaiknya dikembalikan ke kecamatan.”Kembali ke kebijakan awal, sudah diusut di ujung jalan kembali ke pangkal. Kalau saya jadi walikota, penanganan sampah kembali ke kecamatan. Toh, sebelum pindah ke swasta tidak ada masalah,” tuturnya. (Baca: Ayat Cahyadi: Ditunjuk Nomor Satu Siap Jadi Nomor Dua Juga Siap)
Bagi Intsiawati Ayus saat ini langkah yang tepat adalah dengan tidak saling menyalahkan satu sama lain. Melainkan bersama mencarikan solusi sehingga sampah-sampah yang ada bisa teratasi dengan baik. “Bukan waktunya menyalahkan politisi, praktisi, tidak ada salah menyalah. Sekarang ini action yang perlu,” ujarnya.
Seperti yang diketahui, beberapa nama sudah banyak menyatakan dirinya maju di Pilwako Pekanbaru 2017. Ada banyak calon mulai dari anggota dewan, pengusaha, hingga akademisi. Bahkan baliho-baliho dan spanduk sudah ditebar di pingir-pinggir untuk mendapatkan simpati warga di Pilwako Pekanbaru 2017.
Baca Majalah Bertuah Edisi 18: Realita Kota Pekanbaru
Diberitakan sebelumnya, persoalan sampah ini dimulai ketika para karyawan PT Multi Inti Guna (MIG) selaku pihak ketiga yang menjadi pemenang tender penanganan sampah melakukan aksi mogok. Alasannya gaji April hingga Mei masih tidak kunjung dibayarkan perusahaan. Imbasnya pada pelayanan penanganan sampah menjadi tidak maksimal, sehingga banyak sekali sampah yang tidak terangkut.
Selanjutnya akibat persoalan ini, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengambil sikap mencopot Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pekanbaru, Edwin Supradana dari jabatannya. Kemudian digantikan sementara oleh Zulkifli Harun kepala Dinas Bina Marga Pekanbaru.
Selain itu akibat persoalan sampah ini, Pekanbaru terancam tidak mendapatkan penghargaan Adipura untuk kedua kalinya. Baca Majalah Bertuah: Pekanbaru Jadi Kota Berbau
Penulis: Riki