BERTUAHPOS.COMÂ (BPC),SIAK – Bupati Siak Syamsuar meradang ketika ditanya Cagar Biosfer di kawasan Giam Siak Kecil kabupaten Siak yang dinyatakan terambah secara besar-besaran. Bupati kedua kalinya ini juga terlihat emosi saat disinggung perihal keberadaan kampung 40 pada akhir pecan kemarin, Jumat (21/5/2016).
Menurut bupati, kampung 40 kini diklaim sebagai kawasan perambah hutan cagar biosfer. “Kampung 40 akan dibereskan,itu aja,” ujar Syamsuar kepada bertuahpos dengan nada tinggi, tak seperti biasanya saat di wawancarai.
Katanya, pembersihan akan dilakukan menunggu keputusan Menteri Kehutanan. Sebab untuk melakukan pembersihan dan penanaman kembali tanaman kehidupan Pemkab Siak menggunakan dana APBN 1,8 M.
“Untuk masalah itu kita tunggu saja keputusan dari Menteri Kehutanan,” sebutnya.
Mengenai kelegalitasan kampung 40 pun tidak di akui, Bupati Siak menilai kampong 40 sebagai perambah. “Gak ada kampong-kampung 40! yang ada kampong benteng hilir, benteng hilie (red) kalo miko oang melayu! benteng hulu, kampong tengah, orang siak harus ikut menyerang perambah,! â€ujarnya dengan nada tinggi dan berlogat melayu.
Seperti diketahui, kawasan cagar biosfer Giam Siak Kecil telah ditetapkan UNESCO tahun 2009 sebagai hutan cagar biosfer, dan kini kawasan cagar terambah secara besar-besaran. Sedangkan keberadaan Kampong Sidodadi atau kerap disebut kampong 40 yang berada didesa Buantan besar kecamatan Siak sudah ada sejak tahun 2008. Adapun Fasilitas yang telah didirikan swadaya masyarakat dikampung itu telah berdiri 1 Sekolah, 2 mushola dan 1 gereja. Sebanyak 42 murid, 3 tenaga pengajar dan jumlah kartu keluarga yang mutlak sebanyak 205.
Ia pun kembali menanyakan dengan nada tinggi,â€Ada tidak orang benteng hilir ?! kalo tidak ada mereka berarti perambah,â€kata Syamsuar.Â
Berdasarkan peta penemuan hasil kegiatan pendataan kawasan cagar Biosfer Dinas Kehutanan, kampung 40 tidak memasuki zona Biosfer. Namun saat ditanya mengenai kejelasan kampung 40 Bupati Siak mengatakan apapun yang masuk dikawasan hutan itu dilarang. “Soal tak cagar biosfer tak apo yang penting kawasan hutan, masuk kawasan hutan dilarang,†tegasnya.
Ia pun mengibaratkan kawasan danau Zamrud, mengenai kawasan penyanggah, Bupati Siak menyebutkan tidak ada kawasan penyanggah-penyanggah layaknya danau zamrud,“Tak ado penyanggah-penyangah, termasuk di Zamrud tu nanti tangkap polisi, kalo selagi tak boleh ya tak boleh, kalo boleh cemane orang Siak tak buat macem tu,†ungkapnya dengan nada kesal.
Usman: Â Siap Pindah Jika Benar Lahan Biosfer
Di tempat berbeda Usman, selaku ketua RT kampong 40 saat bertuahpos temui beberapa waktu lalu mengatakan, dirinya bersama warga yang ada secara resmi ikut dalam pemilu serta bantuan dari pemerintah pada tahun 2012 hingga 2013 dikucurkan, berupa beras miskin (raskin) kewarga kampong 40, dan sempat di ungsikan saat bencanaasap, namun mengenai bantuan raskin seiring berjalan waktu, tahun 2014 bantuan itu terputus.
“Pemilu kami ikut juga, pemilihan kepala desa, Dpr, Presiden, Bupati, bantuan juga dapat di tahun 2012, 2013, abis itu ga dapet lagi ditahun 2014, waktu bencana asap kami di ungsikan, lalu dipulangkan lagi, kalo emang kami ada di kawasan biosper, kenapa dipulangkan lagi,†tuturnya.
Dirinya juga mengaku tidak tahu jika kawasan yang mereka diami adalah kawasan biosfer. “Gak tahu, dulu gak ada ceritanya lahan biosper, kalok memang ada kenapa gak plangnya dipasang sekalian, kalau ada plangnya kan gak mungkin masyarakat masuk kemari,â€sebutnya.
Namun dirinya beserta masyarakat yang ada dilahan tersebut menyatakan bersedia pindah, jikalau benar suatu saat nanti pemerintah dapat membuktikan lahan yang mereka tempati adalah lahan biosfer.
â€Kalau memang jelas lahan biosper, kami masyarakat bisa angkat kaki dari sini, kalok itu benar biosper, tapi kalok tidak, masyarakat bertahan disini,â€ujarnya. (baca: BKSDA Siak Tangkap Alat Berat Beroperasi di Cagar Biosfer)
Perjalanan bertuahpos untuk sampai ke kampong 40 pun menemukan beberapa perusahaan yang memasang plangnya dibeberapa titik. Hal itu dibenarkan Usman, “Selain masyarakat disini jugak dibelakang kami ini ada perushaan yang jaraknya 5 kilo,†terangnya.
Besar harapan masyarakat kampong 40 tidak adanya intimidasi,â€Kami berharap jangan ada lagi lah yang kayak-kayak gini, kondisi jadi tidak tenang, anak-anak kami pun sempat tidak bersekolah, karena plang sekolah disuruh cabut,†harapnya.
Baca juga : Kisah Kampong 40 yang Terancam Musnah
Cagar Biosfer Dirambah, Kepala BKSDA Siak Mengaku Tak Tahu
Penulis : Ely
Â
Â