BERTUAHPOS.COM (BPC)– Adi Darma Saputra (12 tahun) dan Ardi Maulana (13) warga Desa Palak Aneh, Kota Pariaman, Sumatera Barat, korban gempa bumi 2009, membutuhkan bantuan untuk mengobati penyakit menahun yang dideritanya. Ibu korban Watriyanti (36) mengatakan, sejak gempa tersebut dua anaknya mengalami penyakit langka yang menyebabkan keterbelakangan mental dan lumpuh total.
“Kami tidak bisa berbuat banyak, pengobatanya sejak kejadian tersebut sudah menghabiskan biaya hingga Rp30 juta lebih,” kata dia, Rabu (13/7)
Ia menerangkan dua anaknya tersebut memiliki penyakit yang berbeda, Saputra dinyatakan oleh dokter setempat mengalami autis sindrome, sedangkan Ardi lumpuh. Selain diduga mengalami penyakit autis sindrome, Saputra juga sering memukul kepalanya sendiri sehingga menimbulkan bengkak dan lebam.
Perilaku tersebut dilakukanya apabila merasa tidak nyaman dan terganggu oleh sesuatu hal. “Kalau dia marah dan sedih memang suka memukul kepala hingga luka lebam dan bengkak,” ujarnya.
Watriyanti menceritakan pada saat gempa terjadi ia dan anak-anaknya sedang berada di dalam rumah. Pada saat goncangan gempa 7,6 Skala Richter (SR) tersebutlah Ardi dan saudaranya tertimpa rerentuhan bangunan setinggi 50 centimeter. “Ardi, kami temukan di dalam lemari, sedangkan Saputra tertimbun di dalam reruntuhan bangunan,” jelasnya.
Berdasarkan pengakuanya, ia hanya memperoleh bantuan dari pihak Badan Amil Zakat (BAZ) setempat sebesar Rp 2,5 juta dan Rp 7,5 juta untuk biaya perbaikan rumah oleh pemerintah pusat. Selain itu ia mengaku memang sudah banyak yang mengunjungi, terutama saat masa pemilihan legislatif di kota itu.
“Waktu orang akan mengadakan pemilihan legislatif memang banyak yang datang, namun setelah itu menghilang meskipun ada beberapa yang bermurah hati meringankan beban kami,” katanya.
Sumber: Republika