BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama terus melakukan lobi dan upaya diplomasi kepada Kerajaan Arab Saudi agar ada dispensasi atas kebijakan pemotongan kuota jamaah haji Indonesia.
Namun jika upaya itu tidak berhasil, maka alasan keamanan dan kesehatan menjadi prioritas utama kriteria jamaah yang ditunda keberangkatannya.
Yang ditunda adalah mereka yang lansia, karena alasan keamanan dan kesehatan,†tegas Anggito kepada 800 Petugas PPIH ketika memberikan sambutan sekaligus membuka Pembekala Petugas Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (19/06).
Hadir dalam kesempatan ini, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Firdiyansyah yang mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Direktur Pembinaan Haji, Ahmad Kartono, serta para pejabat Ditjen PHU.
Anggito mengakui bahwa dari sisi keadilan mungkin ini merugikan jamaah haji lansia. Namun, tegas Anggito, kebijakan ini semata-mata karena alasan kesehatan dan keamanan.
Lebih lanjut, Anggito menjelaskan bahwa alas an kesehatan dan keamanan itu karena mempertimbangkan beberapa hal. Menurutnya, penyelesaian renovasi Masjidil Haram terlambat hingga lokasi tawaf sangat sempit.
Sekarang ini, lantai 2 dan 3 terpotong karena akan disambungkan dengan bangunan masjid yang baru. Ini tinggal di sambung, tapi ternyata tidak selesai, shg tidak bias digunakan untuk tawaf. Padahal lokasi itu biasa digunakan bagi jamaah lansia atau yang menggunakan alat bantu seperti kursi roda†terang Anggito.
Akibat dari hal ini, kondisi Masjidil Haram saat ini sangat tidak nyaman, karena pelaksanaan tawaf menumpuk di lantai satu dan jamaah yang menggunakan alat bantu, tidak ada tempatnya.
Lantai 1 juga menyempit karena ada beberapa bagian yang sedang diperluas dan belum selesai. Padahal tempat tawaf difokuskan pada lantai satu ini,†tambah Anggito.
Selain itu, lanjut Anggito, temperatur di Arab Saudi juga sangat panas. Saking panasnya, beberapa kantor di Riyad pindah ke Jeddah yang sedikit lebih sejuk.
Itu yang terjadi saat ini. Apalagi pemberangkatan tahun ini lebih maju disbanding tahun kemarin sehingga musim panasnya lebih panjang,†ujar Anggito.
Terkait dengan ini, Kementerian Agama terus melakukan sosialisasi, baik melalui beberapa pertemuan dengan pihak-pihak terkait, maupun melalui media massa.
Kepada para petugas PPIH, Anggito berharap agar setelah mengikuti pembekalan dan kembali ke tempatnya masing-masing, agar ikut memberikan pemahaman dan penjelasan kepada para jamaah sekiranya memang tertunda keberangkatannya di tahun yang akan datang
Jamaah yang nantinya tertunda, akan berangkat 2014. Yang berangkat 2014, tidak dikenakan biaya tambahan, meski tahun depan BPIH nya naik,†janji Anggito. (kemenag.go.id)