BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon begitu anggun dan sangat keramat. Wajarlah, sebab masjid ini merupakan warisan luhur Walisanga. Tokoh-tokoh yang suci dan dicintai Allah. Banyak orang dari berbagai daerah ingin salat di masjid waliyullah ini.
Â
Pada masa silam, banyak kejadian gaib yang sulit dicerna logika. Di masjid ini pula, Syekh Lemah Abang atau Syekh Siti Jenar diadili oleh para wali karena menyimpang dari syareat Islam. Keunikan lain dari masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang terletak di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemah Wungkuk, Kota Cirebon, Jabar, ini adalah adanya azan yang dikumandangkan oleh tujuh orang sekaligus.
Â
Praktek azan yang unik itu menyimpan sejarah tersendiri. Dan itu sangat berkaitan dengan bentuk masjid yang tidak terdapat momolonya (mustaka).
Seperti diungkap Pangeran Moh Amaluddin, keturunan Sultan Kanoman Cirebon, dulu ada seorang sakti bernama Menjangan Wulung. Pada waktu-waktu tertentu, ia kerap melakukan salat di Masjid Sang Cipta Rasa.
Â
Namun setiap Menjangan Wulung salat, malapetaka selalu muncul. Sebab saat salat ia selalu menyebarkan semerbak wangi. Cuma, meski wangi namun aroma itu mengandung racun yang jahat. Tidak sedikit orang yang menghirupnya langsung meninggal.
Â
Adanya malapetaka dari Menjangan Wulung ini didengar Sunan Gunung Jati. Untuk menghindari jatuhnya korban lagi, Sunan memerintah abdi dalem agar masjid agung diazani oleh 7 orang kiai sekaligus.
Tepat pada waktu yang ditentukan, tujuh orang kiai ini melakukan azan. Seketika itu pula Menjangan Wulung meledak (hancur). Serta merta momolo masjid Cipta Rasa terlempar ke udara lalu pindah ke Masjid Agung Banten.
Â
“Sejak peristiwa itulah tradisi azan tujuh di masjid agung Cirebon masih dilakukan. Cuma sekarang dilakukan setiap hari Jum’at,†ujar pewaris Kesultanan Keraton Kanoman, Cirebon ini.
Penulis: JSS