BERTUAHPSO.COM (BPC), PEKANBARU – Pria bergelar Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP ini lahir di Tanah Datar, 22 Agustus 1960. Kini ia menjabat sebagai guru besar dan ketua Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) di Universitas Riau.Â
Setelah tamat dari SMA Negeri 1 Bukit Tinggi, pada 1981 Alasdi melanjutkan pendidikannya pada Fakultas Ekonomi di Universitas Bung Hatta Padang. Saat manjalani kuliahnya, gagasan dan ide untuk membuka usaha mulai ditekuninya hingga memperkerjakan 80 orang.
Uniknya, ide atau gagasannya untuk berwirausaha berawal dari misi Walikota Kota Padang ketika itu. Yakni bagaimana membuat kota Padang menjadi Kota Adipura, sehingga terbesit dibenaknya untuk membantu bapak walikota mewujudkan misinya.Â
“Saya tidak mengenal bapak walikota pada saat itu, tapi keinginan saya untuk membantu bapak walikota sangat besar,†katanya. Sehingga pada saat itu dia membentuk usaha bakti mahasiswa (UBAMA). Awalnya usaha ini hanya untuk dirinya sendiri, selama dua bulan berlangsung dia melakukan usaha nya seorang diri.Â
Diceritakannya, pekerjaan mengangkut sampah menggunakan becak dari 3000 rumah diangkut menuju ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Setelah itu ada seorang temennya yang ingin bergabung dan bekerjalah mereka berdua dari pukul enam pagi sampai pukul delapan pagi.Â
Seiring waktu dan berjalannya waktu selama tiga bulan, Almasdi dan rekannya terus merekrut crew untuk membantu dalam pekerjaan yang mengusung misi walikota Pedang.Â
Akhirnya mereka tidak lagi mengangkat sampah sendiri namun sudah memiliki tukang becak untuk mengangkut sampah dan memiliki 60 anggota mahasiswa yang bergabung dengan usaha bakti mahasiswa.
“Pada saat itu saya sudah bisa menggaji 8-20 tukang becak dan 60 anggota mahasiswa,†ungkapnya kepada kru bertuahpos, Jumat akhir pekan.
Bukan itu saja, pria berdarah minang ini juga bekerja di perusahaan jasa komputer ICE. Kemudian pada tahun 1987 sampai 1989 dia mengajar komputer di SMA Cendana dan pada tahun 1988 sampai 1991 menjadi dosen computer di Universitas Lancang Kuning.Â
Perjalanannya hidupnya berlanjut hingga pada tahun 1990 Prof Almasdi Syahza tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipili (PNS) tenaga pengajar di FKIP Universias Riau (dulu disingkat UNRI).Â
Tak sampai disitu, merasa perlu menimba ilmu, peneliti senior ini malanjutkan S2 di Universitas Padjajaran  pada tahun 1993 dengan jurusan ekonomi pertanian. “Tahun 2001 saya melanjutkan S3 ilmu pertanian di Universitas Padjajaraan. Dan dan pada tahun 2005 saya resmi mendapatkan gelar professor,” ungkapnya.
Karya ayah dari tiga anak ini tak diragukan lagi, sampai saat ini sudah memiliki lebih dari 70 riset.
“Tulisan saya sudah masuk kejurnal nasional dan internnasional,†terang Guru Besar Universitas Riau ini.
Lalu, lanjutnya, dari semua itu sudah 26 buah risetnya yang sudah terakreditasi.Â
Kini, diusianya yang sudah 56, Prof.Dr.Almasdi Syahza,SE,MP ingin menikmati hasil kerjanya dan mengabdikan dirinya ke Universitas Riau hingga masa kerjanya berakhir.
Ketika ditanya apa yang menjadi moto hidupnya, ialah kemajuan berasal dari diri sendiri. Artinya, jika seseorang ingin sukses maka harus dari keinginannya sendiri bukan dari orang lain, orang lain hanya memberikan  fasilitas.
“Kesuksesan berasal dari keinginan diri sendiri dan oranglain hanyalah fasilisator,†tutupnya memberi nasehat kepada crew bertuahpos
penulis: Vina