BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kekhawatiran Pemerintah Provinsi Riau dengan anjloknya harga jual minyak dunia dan turunnya harga sawit, dikhawatirkan akan membuat perekonomian Riau terus melemah.
Misalnya, potensi dari sektor Migas yang tersisa. Riau malah mengalami pengurangan dana bagi hasil hingga triliunan rupiah, karena harga Migas di pasar dunia tidak lagi seperti dulu.
Devisit anggaran bagi Pemerintah Provinsi Riau semakin terasa dengan keluarnya peraturan MK 325 yang akan mengkonversikan Dana Bagi Hasil dalam bentuk surat berharga negara.
Belakangan, Riau kembali dipusingkan dengan tunda salur Dana Alokasi Umum oleh pemerintah pusat selama empat bulan, atau hingga Desember 2016 ini.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi mengatakan, dengan kondisi Riau yang seperti ini, hampir dalam setiap pertemuan dia melempar pernyatakan, bahwa Riau tidak seperti dulu lagi.
Ada tiga kawasan yang menjadi unggulan Riau yang hingga saat ini terus menjadi objek jualan Pemerintah Provinsi Riau kepada investor.
Ketiga kawasan itu, Kawasan Industri Tanjung Buton, Kawasan Pelabuhan Kuala Enok dan Kawasan Pelabuhan Dumai.
“Ketiga kawasan ini hampir tidak pernah luput kita promosikan setiap kali ada investor yang ingin masuk,” ujarnya.
Bukan tanpa perhitungan, kata dia, ketiga kawasan industri ini diyakini akan mempu mendongkrak perekonomian masyarakat Riau jika sudah terselenggara dengan baik.
Sejumlah mega proyek untuk membangunkan di kawasan tersebut sudah dipersiapkan. Meski sejumlah investor keluar masuk untuk mewujudkan niatnya.
“Waktu presentasi dengan pihak Kementerian Perindustrian, tidak hanya kawasan Kuala Enok, ke tiga kawasan pelabuhan tersebut kita tawarkan semua. Kalaupun memang mau bantu, ya bantu ke tiganya,” sambungnya.
Penulis: Melba