BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kebijakan pemerintah menurunkan suku bunga kredit untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari 12 sampai 9 persen, dianggap masih sangat memberatkan pelaku usaha.
Menurut Ekonom Riau, Ermansyah, Pemerintah Daerah harusnya memberi ruang yang lebih besar kepada pelaku UMKM untuk tumbuh. Dengan kata lain standar suku bunga kredit untuk pelaku UMKM idealnya 6 sampai 7 persen saja.
“Untuk UMKM harusnya jangan disamakan suku bunganya dengan perusahaan. Standar tinggi seperti itu membuat UMKM kekurangan modal 9 persen, itu masih sangat tinggi,” katanya.
Dia menambahkan Pemerintah Riau harus banyak belajar dari sistem pengelolaan UMKM di Bandung. Daerah yang dikenal dengan pusat UMKM itu perlu dijadikan pilot projek untuk tumbuh kembangkan UMKM.
Di kota itu, para pelaku UMKM dan pusat kerajinan dikumpulkan dalam satu tempat. Dengan demikian pengunjung lebih dimudahkan, tanpa harus mencari-cari. Apalagi saat ini Pemerintah Provinsi Riau mengusung pariwisata berbasis budaya.
“UMKM itu harus dikelompokkan satu tempat supaya pengelolaannya maksimal. Hal itu dalam rangka untuk memudahkan pengunjung. Apalagi Riau mengusung pariwisata berbasis budaya. Langkah-langkah seperti ini harus segera direalisasikan,” sambungnya.
Ermansyah punya pengalaman menarik saat dia pelesiran ke objek wisata budaya di pelalawan. Selama seminggu dia di tempat itu, tidak ada kontribusi UMKM sama sekali.
“Padahal pengunjungnya ramai sekali. Harusnya bisa dilakukan sebagai tempat untuk ajang promosi produk UMKM disana. Sayang rasanya peluang seperti itu hanya dinikmati oleh wisatawan, sementara UMKM-nya tidak dilibatkan sama sekali,” sambungnya.
Dia menambahkan, bahwa peluang untuk UMKM bisa tumbuh dan berkembang di Riau, berpotensi sangat besar. Upaya pemerintah memperkuat sektor itu tentunya tuga akan memberi andil besar terhadap perekonomian masyarakat. Sebab telah terbukti bahwa dalam kondisi ekonomi merosot, UMKM tetap bisa bertahan.
Penulis: Melba