BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Sepekan sejak banjir melanda sejumlah daerah di Provinsi Riau berbagai kalangan masih terus menggalang bantuan. Hal ini dikarenakan bantuan yang disalurkan masih belum bisa merata kepada seluruh korban, terutama di Kabupaten Kampar yang disebut banjir ini terparah setelah tahun 1978.
Hanya saja, ternyata penderitaan para korban masyarakat ini juga dimanfaatkan sejumlah orang sebagai panggung politik. Di mana tahun 2017, Kota Pekanbaru, Kampar dan Indragiri Hilir (Inhil) merupakan tiga daerah yang melaksanakan pilkada serentak.
Ketua Dewan Harian Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al Azhar mengingatkan baik pemimpin atau calon pemimpin yang memang mengincar posisi sebagai kepala daerah agar tidak sekedar mencari sensasi. Atau menjadikan musibah banjir sebagai sarana untuk mendapatkan simpati.
Sebab tak sedikit warga yang kecewa, para politisi atau orang-orang yang katanya akan maju menjadi kepala daerah cuma sekedar “numpang lewat.†Dengan hanya untuk dokumentasi, kemudian pergi begitu saja setelah memberikan bantuan ala kadar.
“Kita mengingatkan kembali agar para pemimpin memakai hati nuraninya. Maksudnya berilah bantuan karena memang berempati dengan niat meringankan beban rakyat. Bukan malah memanfaatkan situasi ini sebagai panggung politik saja,†tuturnya, Sabtu (13/02/2016).
Selain itu, Al Azhar menilai musibah banjir yang datang setelah kabut asap akhir tahun 2015 ini, bisa menjadi semacam ujian bagi para pemimpin. “Jadi masyarakat sekarang bisa menilai siapa sebenarnya sosok pemimpin. Karena sesungguhnya pemimpin itu diharapkan kehadirannya saat masyarakat sedang susah, bukan hanya saat situasi sedang kondusif,†jelasnya.
Selain itu Al Azhar berpesan agar para korban banjir baik itu Kampar, Rokan HUlu (Rohul) atau Kuantan Singingi (Kuansing) dan sekitarnya bisa tabah. “Bagi para korban supaya sabar, dan juga kita harus melihat musibah ini datang tidak hanya karena musim hujan. Namun menunjukkan bahwa sudah terjadi kerusakan alam akibat ulah tangan manusia,†katanya.
Untuk itu Al Azhar berharap kepada pimpinan daerah bisa segera mencari sebab terjadinya musibah banjir. Jika ada indikasi kerusakan lingkungan agar dilakukan reboisasi hutan yang gundul. (Riki)