BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Mometum bersuanya pada pejuang terdaluhu mungkin sebuah acara seremoni saja. Namun bagi ratusan veteran di Pekanbaru ini, momentum ramah tamah di Gedung Daerah Provinsi Riau, Sabtu (15/08/2015), bak membalik lembaran lama.
Para veteran ini menjadi saksi sejarah berkibarnya sangsaka merah putih di tanah Melayu. Ketua Lagin Veteran Riau Soegirinoto, tampak bergembira dalam perayaan itu. Dia berdiri tegap diatas podium sambil mengutarakan keluh kesah para veteran yang hidup di Riau.
Meski sudah usia lanjut Sogirinoto masih bisa melemparkan humor kepada tamu yang hadir. Tingkahnya yang membuat decak tawa, tatkala dia mengingat kembali nama Mantan Gunernur Saleh Djazid.
Sebagai salah satu orang yang pernah terlibat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, Dia sedikit heran dengan parayaan kemerdekaan tahun ini. “Gaung kemerdekaan tidak bergening,” katanya, Sabtu (15/08/2015). “Sudah saya hitung, di Jalan Nangka baru ada 3 bendera merah putih yang dipasang,” sambungnya.
Padahal, kata Soegirinoto, rumahnya besar-besar. Tapi bendera tidak ada. Melihat fenomena ini, dia semakin yakin. Nilai kemerdekaan dan semangat nasionalisme di Kota Bertuah kian luntur. “Paling cuma 30 persen lagi,” tambahnya.
Siapa yang salah dengan kondisi seperti ini?. “Termasuklah kami-kami para veteran ini,” ujar Soegirinoto sambil tersenyum. Kondisi ini seorang ingin membuatnya menangis. Belum lagi pada saat upacara hari veteran pada tanggal 10 Agustur 2015 lalu. Belum selesai upacara, barisan sudah tinggal seperempat.
Sebenarnya, masih banyak hal lain yang membuat para veteran miris dengan kondisi perayaan Hut Kemerdekaan tahun ini. Namun, hal itu tidak bisa diutarakannya satu persatu. Dia hanya berpesan, bahwa mencintai NKRI tidak bisa dilakukan karena paksaan.Â
“Tapi dari hati masing-masing. Kami berharap kedepan semua lapisan masyarakat dan pemerintah bergerak untuk menjaga semangat kebangsaan negeri kita,” sambungnya.Â
Dalam kesempatan itu, seluruh para veteran di Kota Pekanbaru berkumpul. Dari wajah-wajah keriput dengan tubuh ringkih, mereka saling berjabat tangan, seolah reuni dengan teman-teman seperjuangan. Nuansa perjuangan sudah jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Tapi bagi para veteran ini, kemerdekaan Indonesia masih tetap harga mati. (Melba)