BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Badan Usaha Logistik Divisi Regional (Bulog Divre) Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) mencatat jumlah piutang raskin yang belum dibayarkan mencapai Rp 11 miliar. Daerah yang masih tinggi piutang raskin sampai pagu berjalan Agustus 2015, yakni Kampar, Rokan Hilir (Rohil), Bengkalis, Batam, maupun Kepulauan Meranti.
Seperti yang disampaikan Kepala Bulog Divre Riau Kepri, Faruq Octobri Qomary kepada bertuahpos.com. “Jumlah piutang raskin saat ini masih tinggi ada Rp 11 miliar atau masih ada sekitar 78 persen lagi yang belum dibayar,” katanya Senin (10/08/2015).
Piutang tertinggi berada di Rohil Rp 1,1 miliar, Kepulauan Meranti Rp 1,072 miliyar, Kampar Rp 1,32 miliar, Batam Rp 1,025 miliar, dan Bengkalis Rp 1,3 miliar.
Tembilahan Rp 374 juta, Rokan Hulu (Rohul) Rp 460 juta, Pekanbaru Rp 591 juta, Pelalawan Rp 352 juta, Bengkalis, Dumai Rp 678 juta, Siak Rp 150 juta, Kuansing 522 juta, dan Indragiri Hulu (Inhu) 760 juta. “Masih ada di Kepri, yang paling banyak itu berada di Batam. Kalau total semuanya ada Rp 11,585 miliar atau baru terlunasi 22 persen,” kata Faruq.
Saat ini realisasi raskin Bulog ke Riau Kepulauan Riau untuk Januari sampai Agustus 2015 sudah 90 persen atau sudah didistribusikan 32.209 ton dari pagu berjalan 35.086 ton. Dengan pagu perbulan 4.385 ton raskin untuk Riau dan Kepri diperuntukkan 292.388 RTSPM.
Pencapaian ini membuat posisi Bulog Riau Kepri sementara berada di peringkat sembilan se Indonesia untuk penyaluran raskin 2015. Faruq mengharapkan pemerintah daerah bisa memerintahkan pada petugas kelurahan membayarkan hutang tersebut kepada pihaknya. Sehingga penyaluran raskin pada 2015 tidak terhambat, sebab pihaknya tidak akan salurkan raskin bila piutang yang ada belum lunas.
Dan dikhawatirkan wilahah Riau dan Kepri rawan gejolak harga beras. Disebabkan jika realisasi raskin tertahan maka masyarakat kecil sebagai penerima program ini akan membeli beras komersil, sehingga menggangu kestabilan harga akibat pasokan beras komersil berkurang.
“Kami berharap agar pemerintah daerah bisa membantu untuk pelunasan piutang. Supaya distribusi raskin tidak tersendat dan kasihan RTSPM harus beli beras lebih mahal dipasaran,” katanya. (Riki)