BERTUAHPOS.COM, JAKARTA -Â Pemerintahan baru terus didesak untuk menghapuskan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini menjadi beban anggaran negara dan membuat konsumsi terus meningkat. Namun penghapusan subsidi ini juga mendapat keberatan dari pengusaha transportasi.
Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena mengatakan jika kenaikan harga BBM bersubsidi ini berlaku untuk semua jenis kendaraan, termasuk angkutan umum, maka pihaknya meminta agar pemerintah memberikan insentif bagi angkutan umum.
Dengan insentif ini diharapkan memberikan keringanan bagi pengusaha angkutan umum dalam melaksanakan program revitasasi kendaraan yang dicanangkan oleh pemerintah.
“Kalau kenaikan tetap dilakukan, maka pemerintah harus berikan insentif. Karena sampai hari ini tidak ada insentif seperti bantuan untuk merevitalisasi angkutan, perizinan dipermudah supaya tidak tumpang tindih,” ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Jumat (26/9/14).
Eka menjelaskan, pemerintah harus mencontoh negara-negara lain dimana angkutan umum mendapat sokongan berupa dispensasi dan insentif. Dengan demikian, moda angkutan ini bisa berkembang dengan baik dan mampu menggantikan peran kendaraan pribadi.
“Kita juga sudah mengajukan ke Kementerian Keuangan soal konsep-konsep insentif, misalnya kalau beli mobil bekas, balik namanya dikasih gratis sehingga orang berlomba merevitalisasi kendaraanya. Ada perbedaan harga antara beli kendaraan baru dan bekas,” jelasnya.
Selain itu, Eka juga berharap pemerintahan mendatang lebih melibatkan para pelaku angkutan umum sebelum memutuskan kebijakan-kebijakan terkait transportasi seperti kenaikan harga BBM.
Hal ini dianggap penting agar tidak ada perusahaan angkutan umum yang mati akibat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Kalau mau buat konsep baru juga mereka (pelaku angkutan umum) diajak dong, supaya mereka tetap punya kerjaan. Tahun ini saja mereka sudah berjuang dengan kemampuan yang dimiliki. Tetapi itu juga saya rasa akan berat, tetap saja ada yang kolaps,” tandas dia. (Dny/Nrm/Liputan6)