BERTUAHPOS.COM – Kasus malaria di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terus mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan laporan terbaru, kasus malaria telah mencapai 66 kasus, naik dari 42 kasus yang dilaporkan pada pekan sebelumnya.
“Kasus malaria di Inhil mengalami peningkatan, dari 42 kasus pekan lalu menjadi 66 kasus pada pekan ini,” ungkap Penanggungjawab Malaria Fungsional Epidemiologi Madya Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Musfardi Rustam, Rabu 9 Oktober 2024
Kasus-kasus tersebut tersebar di tiga desa, yakni Desa Kuala Selat, Simbar, dan Pejuru, dengan jumlah terbanyak ditemukan di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman.
Dalam upaya mencegah penyebaran lebih lanjut, petugas kesehatan telah membagikan kelambu kepada warga di Desa Kuala Selat, yang menjadi pusat dari sebagian besar kasus malaria di wilayah ini.
Selain itu, pihak Diskes juga melakukan promosi kesehatan terkait malaria, memberikan informasi mengenai penyebab, cara penularan, serta pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami juga turut membagikan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita,” tambah Musfardi.
Selain tindakan preventif, Diskes juga memastikan ketersediaan obat-obatan untuk menangani kasus malaria di Inhil.
Pasca penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB), petugas gabungan yang melibatkan beberapa instansi terkait telah bergerak cepat untuk menangani penyebaran malaria, termasuk melakukan pengobatan terhadap warga yang sudah terinfeksi.
“Selain pengobatan, petugas juga melakukan skrining di desa-desa dan rumah warga, mengidentifikasi kasus malaria yang ada, baik yang bergejala maupun yang tidak bergejala,” jelas Musfardi.
Pemerintah Kabupaten Inhil resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa pada Rabu 2 September 2024 setelah terjadinya lonjakan kasus malaria, terutama di Desa Kuala Selat.
Diharapkan, dengan status ini, dalam dua bulan ke depan kasus malaria dapat teratasi, sehingga masyarakat tidak lagi dihantui oleh penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles.
“Dengan penetapan KLB ini, seluruh sektor akan bekerja sama untuk menangani malaria di Inhil, terutama di Desa Kuala Selat,” ujar Musfardi.
Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam upaya pencegahan, termasuk menjaga kebersihan lingkungan yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk Anopheles.
“Kami merekomendasikan kepala desa dan camat untuk mengaktifkan kembali kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan, terutama genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” tuturnya.
Selain menjaga kebersihan, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan kelambu sebagai upaya pencegahan primer.
“Perilaku masyarakat harus diubah, mereka harus menggunakan kelambu secara masif, karena ini adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran malaria,” pungkas Musfardi.