BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemerintah dihadapkan pada situasi ‘dilema’ di tengah mewabahnya coronavirus. Satu sisi kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Namun di sisi lain, kondisi ekonomi juga tak bisa diabaikan. Konklusi dari keduanya adalah protokol kesehatan.
Keberadaan COVID-19 telah menyebabkan tingginya angka pengangguran dan kemiskinan. Menyelaraskan keduanya merupakan hal yang sulit.
Beberapa waktu belakangan ini, di Riau terjadi penambahan kasus terkonfirmasi dengan angka yang sangat signifikan. Kondisi ini menjadi bukti jelas bahwa COVID-19 belum usai. Itu belum lagi, jika merujuk pada angka kasus terkonfirmasi secara nasional.
Sementara itu, seluruh kegiatan ekonomi telah dibuka secara luar. Bahkan agend-agenda pertemuan di Pemprov Riau juga sudah kembali normal, meskipun sebagian besar diantaranya, bisa dilakukan secara virtual.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi, meski kondisi ini tak bisa dielakkan, namun tetap saja antara ekonomi dan kesehatan tak bisa disejajarkan.
Jika saat sebelum wabah ini melanda, semua orang berjuang keras untuk mengangkat perekonomian daerah, pola itu tidak bisa diberlakukan sama pada situasi Riau yang kini dihadapkan pada wabah corona.
Protokol Kesehatan Jadi Tolok Ukur
“Ada hal yang lebih ‘tinggi’ dari ekonomi untuk saat ini, yakni protokol kesehatan. Menurut saya, boleh saja toko buka, pasar buka, kegiatan perkantoran beraktivitas kembali, tapi sebelum itu semua, pastikan protokol kesehatannya jalan. Kalau tidak, sebaiknya tidak ada yang buka, karena akan mengancam kesehatan, dan akan menghambat pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Menurutnya, solusi terhadap kondisi ‘dilema’ seperti ini, mengedepankan dan memastikan penerapan protokol kesehatan secara disiplin, maka ekonomi dan kegiatan sosial lainnya bisa berjalan seperti biasa.
Dia menyadari betul perubahan perilaku masyarakat di Riau yang semakin hari semakin mengabaikan standar protokol kesehatan. Padahal, orang-orang cukup pakai masker saat keluar rumah, rajin cuci tangan, dan jaga jarak. “Itu saja sudah cukup,” ungkapnya.
Dia menegaskan, kepada dinas terkait (Dinas Perdagangan, Perindustrian) agar mengambil peran yang lebih untuk memastikan setiap kegiatan ekonomi di Riau, patuh pada standar protokol kesehatan berlaku. Kegiatan supervisi sudah harus aktif dijalankan. Hanya itu solusinya. (bpc2)