BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Namanya Sho Bun Seng. Dia adalah mata-mata TNI di Padang. Misinya, penyusupan ke organisasi Tionghoa pro Belanda, dan kemudian pembusukan dari dalam.
Lahir di Kutaraja tahun 1911, jiwa nasionalis Bun Seng muncul sejak tahun 1926, tepatnya saat peristiwa Silungkang. Pemuda Bun Seng melihat tentara Belanda menyiksa kaum pribumi secara kejam.
Saat revolusi, Bun Seng memutuskan untuk bergabung dengan pejuang kemerdekaan. Dia bergabung dengan pasukan dibawah pimpinan Letnan Kolonel Ismail Lengah.
Ismail Lengah melihat Bun Seng memiliki kemampuan dibidang telik sandi. Maka, dia menugaskan Bun Seng bergabung dengan Kesatuan Singa Pasar Oesang pimpinan Mayor Kemal Mustafa.
Misi pertama Bun Seng adalah menyusup ke organisasi Pao An Tui (PAT), milisi Tionghoa yang pro Belanda di Padang.
Untuk menarik perhatian orang-orang Tionghoa di Padang, Bun Seng mendirikan organisasi dengan nama Pemoeda Baroe. Berkat itu, namanya semakin terkenal, dan akhirnya dia didapuk sebagai Ketua PAT Padang.
Bun Seng kemudian membelokkan PAT demi kepentingan perjuangan. Sebagai pimpinan Tionghoa, dia mempunyai akses untuk bertemu banyak tokoh perjuangan dan menyelundupkan senjata untuk pejuang. Selama menjadi Ketua PAT, Bun Seng secara aktif menyelundupkan senjata untuk gerilyawan TNI.
Salah satu tugas berat Bun Seng datang pada tahun 1948, beberapa bulan sebelum agresi militer II Belanda. Dia ditugaskan membawa candu dan menukarkannya dengan senjata. Tugas itu dilaksanakannya dengan baik.
Setelah masa revolusi, Bun Seng masih bergabung dengan TNI, dan sempat ditugaskan menumpas DI/TII di Jawa Barat. Saat itu, pangkatnya adalah Letnan Muda TNI.
Bun Seng kemudian pensiun dini, dan membuka sebuah toko di Muara Angke, Jakarta. Bun Seng Meninggal pada tahun 2000, dalam kondisi sederhana, disadur dari Historia.id. (bpc4)