Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali dengan menjadikan sumpah perjanjianmu sebagai alat penipu diantaramu.
(QS: An-Nahl: 92)
BERTUAHPOS.COMÂ – Raithah masih termenung memikirkan nasib diri. Ketika saat itu terdengar suara langkah kaki mendekati pintu kamarnya. Itu adalah langkah kasi sang Ibu. Tergesa-gesa dia mengusap air mata dan membenahi diri. Dengan lembut dan penuh kasih sayang ibunya berucap:
“Raithah, Anakku. Janganlah engkau bersedih. Seorang dukun perempuan dari Thaif tadi memberitahu kepada ibu, bahwa hari perkawinanmu sudah dekat, yaitu saat tibanya bulan purnama,†ujar ibunya.
Mendengar ucapan itu wajah Raithah berseri. Harapan baru mulai bersemi di dalam hatinya.
“Benarkah semua yang ibu ucapkan?â€
“Hak seluruh tuhan, bahwa apa yang aku katakan adalah benar.â€
Raithah menarik nafas panjang seraya berucap. “Ibu tidak pergi ke Thaif menjumpai dukun perempuan itu. Ibu hanya bermaksud memberi harapan kosong saja,†timpalnya.
“Aku menjumpainya tadi malam Raithah. Dukun itu dipikul dengan tandu oleh beberapa orang ketika mengelilingi kabah. Tubuhnya lumpuh dan lemah. Ketika sampai ke sumur zamzam untuk minum, aku mendekatinya dan meletalkan sekeping emas di tangannya lalu aku bertanya soal perkawinanmu. Dengan suara lirih setelah wajahnya menengadah ke langit melihat bulan sabit, dia berkata: perkawinan anakmu akan berlangsung bila bulan sabit itu telah purnama.â€
Setelah mendengar penjelasan ibunya wajah Raithah kembali cerah ceria. Tuhan-tuhan berhala telah meridhainya dan akan mengirim lelaki yang akan mempersuntingnya sebagai istri. Gadis itu berputar-putar menari di kamarnya sambil bersenandung riang. Dan sang ibu hanya memandang dengan tatapan kasih sayang dan hati bahagia. Tiba-tiba dia berhenti menari dan sambil berucap. “Terimakasih wahai tuhan-tuhanku, terimakasih,†ujarnya. (bpc3)
Sambungan cerita akan tayang setiap waktu duha, sepanjang bulan Ramadan.
Dikutip dari buku: Al-Qur’an Bicara WanitaÂ
Penulis Buku: Jabir Asysyaal.
Penerbit: Gema Insani Press
Tahun: 1988