BERTUAHPOS.COM — Sari Maryana (36), seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di Kecamatan Sail, Pekanbaru, mengaku cukup jarang membuat takjil sendiri untuk berbuka puasa di rumah.
Sama seperti di hari pertama Ramadan kali ini. Rencananya, sekitar pukul 17.00 WIB nanti, dia akan mengunjungi pasar Ramadan terdekat untuk membeli takjil. “Sekalian bawa anak jalan-jalan sore,” katanya kepada Bertuahpos, Sabtu, 1 Maret 2025.
Menurutnya, dengan membeli takjil di pasar Ramadan, jauh lebih praktis ketimbang membuat sendiri. Apalagi di bulan puasa seperti ini. Saat menjelang berbuka, ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. “Agak ribet kalau harus bikin-bikin. Prosesnya tidak pula sebentar,” jelasnya.
Namun, dia sering luput dalam menyeleksi jenis takjil untuk dikonsumsi, meski sering mendengar soal zat kimia atau bahan berbahaya yang terkandung pada takjil.
“Kalau itu, nggak terlalu dipikirkan. Saya juga nggak tahu gimana cara bedakannya. Makanya yang dibeli paling yang biasa-biasa aja. Untuk minuman, paling air kelapa, jeruk kasturi atau jeruk peras. Goreng-gorengan. Paling itu aja yang biasa dibeli untuk takjil,” katanya.
Oleh sebab itu, dia berharap pihak-pihak yang bertanggung jawab, bisa memberikan jaminan kualitas pada takjil-takjil yang akan dikonsumsi masyarakat. Jika perlu, BPOM atau Pemda, wajib melakukan pemeriksaan kualitas takjil di pasar Ramadan secara rutin.
“Tentu kita berharap pemerintah menjalankan perannya untuk menjamin kemanan warganya dalam mengonsumsi makanan. Tidak semua warga paham dan tahu memilah takjil-takjil yang mengandung bahan kimia atau zat berbahaya,” jelasnya.
Kandungan bahan berbahaya pada takjil perlu diwaspadai. Terutama pada takjil yang banyak dijual di pasar Ramadan. Para pedagang juga perlu diingatkan agar tidak macam-macam.
Kandungan zat kimia dan bahan berbahaya pada makanan akan berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang. Adapun zat kimia berbahaya pada makanan yang perlu diwaspadai seperti boraks, formalin, rhodamin B, kuning metanil dan lain sebagainya. Termasuk pengawet dan MSG yang berlebihan.
Menurut Pj Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, pihaknya telah mengingatkan kepada pedagang untuk menjaga kualitas dan keamanan takjil yang dijual. Meskipun, hanya bersifat imbauan.
“Kami mengimbau kepada para pedagang untuk tidak memakai bahan berbahaya dalam takjil yang dijual di Pasar Ramadhan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, kata dia, warga seharusnya bisa lebih waspada dan selektif dalam memilih takjil di pasar Ramadan. Jangan hanya tertarik pada bentuk dan warnanya. Tapi, penting untuk memastikan takjil tersebut aman dikonsumsi.
Pemkot Pekanbaru, kata Zulhelmi, telah bekerjasama dengan BBPOM Pekanbaru untuk mengawasi takjil yang dijual di pasar Ramadan. Pengawasan ini dilakukan guna memastikan tidak ada makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya.
“Tahun lalu, kami melakukan pengawasan bersama Balai Besar POM Pekanbaru untuk mencegah adanya takjil yang mengandung bahan berbahaya. Ramadan tahun ini juga begitu,” jelasnya.***.