Lebanon Bisa Jadi ‘Gaza’ Baru di Tengah Eskalasi dengan Israel, PBB: Ini Bisa Jadi Tragedi yang Menghancurkan Dunia

Lebanon Bisa Jadi 'Gaza' Baru di Tengah Eskalasi dengan Israel, PBB: Ini Bisa Jadi Tragedi yang Menghancurkan Dunia

Ilustrasi

BERTUAHPOS.COM — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyampaikan peringatan keras terkait situasi di Lebanon yang berpotensi berkembang menjadi krisis serupa dengan Gaza, terutama di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah.

Guterres mengungkapkan kekhawatiran ini dalam wawancara dengan CNN International, menggambarkan skenario tersebut sebagai “tragedi yang menghancurkan bagi dunia.”

Konflik ini terjadi bersamaan dengan perang berkelanjutan antara Israel dan Hamas di Gaza, dimana Hizbullah juga terlibat dalam pertukaran serangan.

Eskalasi terbaru ini diperparah dengan serangan yang dilakukan oleh Hizbullah, yang menembakkan lebih dari 100 roket ke wilayah utara Israel, sebagai respons atas serangan udara Israel di Beirut yang menewaskan 45 orang, termasuk pemimpin senior Hizbullah, Ibrahim Akil.

Guterres menambahkan bahwa potensi eskalasi menjadi lebih besar, mencerminkan kehancuran yang telah terjadi di Gaza, dimana ribuan warga telah meninggal dan banyak yang terpaksa hidup di pengungsian.

Komentar ini mengikuti laporan yang menyatakan bahwa sejak Oktober, konflik di Gaza telah menyebabkan kematian 41.400 orang.

Pada saat yang sama, tindakan kedua belah pihak terus meningkatkan ketegangan.

Pada Selasa, serangan terhadap Hizbullah yang menyebabkan ledakan di Lebanon dan Suriah, menewaskan 37 orang dan melukai lebih dari 3.000, menunjukkan kebrutalan konflik yang berkelanjutan. Israel belum mengakui bertanggung jawab atas serangan ini.

Dalam konteks global, upaya gencatan senjata yang diusulkan oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat masih belum menghasilkan perubahan signifikan, dengan kedua belah pihak tampaknya tidak tertarik untuk menghentikan pertempuran. 

Guterres menggarisbawahi perlunya solusi yang rasional, mengingat kedua belah pihak harus bersedia menerima usulan gencatan tersebut untuk menghindari perang total.

Sementara itu, respons dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan sikap tegas negara itu.

“Jika Hizbullah tidak menerima pesan kami, saya jamin mereka akan menerima pesan itu,” katanya, menegaskan bahwa Israel tidak akan mentolerir serangan terhadap warganya.

Dalam konteks yang memanas ini, masyarakat internasional terus mengawasi dengan seksama, berharap agar solusi damai dapat segera ditemukan untuk menghindari lebih banyak kekerasan dan penderitaan.***

Exit mobile version