BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Peristiwa Rawagede atau lebih dikenal dengan nama Pembantaian Rawagede adalah salah satu kejahatan perang yang dilakukan Belanda di Indonesia.
Peristiwa ini terjadi di Kampung Rawagede, antara Karawang dan Bekasi. Tentara Belanda membunuh setidaknya 431 warga Rawagede dengan cara dieksekusi ditempat (standrechtelijke excecuties).
Dikutip dari Wikipedia, 9 Desember 1947, suatu pasukan dibawah pimpinan seorang mayor mengepung Rawagede. Mereka kemudian menggeledah setiap rumah, namun tak menemukan senjata.
Tentara Belanda kemudian memaksa penduduk berkumpul di lapangan. Laki-laki dewasa dan remaja disuruh berbaris, kemudian ditanyakan keberadaan pejuang Indonesia.
Penduduk tidak memberikan jawaban apapun. Kemudian, para tentara Belanda mulai menembaki semua penduduk laki-laki. Korban diperkirakan lebih dari 431 orang, karena banyak yang hanyut akibat hujan lebat.
Seorang tentara Belanda yang menjadi saksi menuliskan surat sebagai berikut:
….
Setelah desa dibakar, tentara Belanda menduduki wilayah itu. Penduduk desa yang tersisa lalu dikumpulkan, jongkok, dengan tangan melipat di belakang leher. Hanya sedikit yang tersisa. Belanda menganggap Rawa Gedeh telah menerima pelajarannya. Semua lelaki ditembak mati oleh pasukan yang dinamai Angkatan Darat Kerajaan. Semua perempuan ditembak mati, padahal Belanda negara demokratis. Semua anak ditembak mati.
….
Hujan yang mengguyur mengakibatkan genangan darah membasahi desa tersebut. Yang tersisa hanya wanita dan anak-anak. Keesokan harinya, setelah tentara Belanda meninggalkan desa tersebut, para wanita menguburkan mayat-mayat dengan peralatan seadanya. Seorang ibu menguburkan suami dan dua orang putranya yang berusia 12 dan 15 tahun. Mereka tidak dapat menggali lubang terlalu dalam, hanya sekitar 50 cm saja. Untuk pemakaman secara Islam, yaitu jenazah ditutup dengan potongan kayu, mereka terpaksa menggunakan daun pintu, dan kemudian diurug tanah seadanya, sehingga bau mayat masih tercium selama berhari-hari.
(bpc2)