BERTUAHPOS.COM, JAKARTA —Upaya perbankan untuk menurunkan rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) bakal semakin sulit jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi dinaikkan.
“Cost of fund sudah pasti naik , padahal komponen ini mungkin sekitar 40% BOPO,†ujar Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin di Jakarta baru-baru ini.
Menurutnya saat ini sangat sulit menekan cost of fund, apalagi bagi bank dengan likuditas cupet. Dia meyakini dalam situasi industri sekarang ini hanya bank besar dengan likuiditas melimpah saja yang leluasa berekspansi. Budi mengatakan perbankan sebaiknya juga berhati-hati pada potensi penaikan suku bunga The Fed.
“Takutnya dolar naik, suku bunga The Fed naik, harga BBM naik, lebih hati-hati.â€
Sejumlah bank besar belakangan memang mulai memangkas suku bunga deposito mereka. Pekan lalu Bank Mandiri menurunkan suku bunga deposito hingga 25 basis points (bps). Budi mengatakan spesial rate deposito saat ini berada di kisaran 10%.
Hal yang sama juga dilakukan PT Bank Central Asia Tbk yang akan menurunkan suku bunga deposito mereka hingga 0,5%. Mulai 1 September suku bunga deposito di BCA paling tinggi dipatok 8,5%. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan loan to deposit ratio (LDR) BCA turun dari 75% ke 73%.
“Likuiditas BCA baik sekali, sudah waktunya berikan ke bank lain, bagi-bagi kalau sudah begini,†katanya.
BOPO bank umum sejatinya mulai menurun pada akhir semester I/2014. Berdasarkan data yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2014,
BOPO bank umum tercatat 75,45%, lebih rendah ketimbang Mei yang mencapai 76,2%.
Pada Juni 2014 BOPO bank umum tercatat lebih rendah yakni 74,66%. Menurut OJK, rasio rentabilitas perbankan pada akhir semester I/2014 cukup menjanjikan.
Return on asset (ROA) tercatat meningkat 0,04% dari 2,98% pada Mei menjadi 3,02% pada Juni.(Bisnis)